Kematian Adalah Kepastian

Kematian Adalah Kepastian
Assalamua��alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillah, semoga Allah masih mempertemukan kita dalam keadaan sehat dan selalu memberikan keberkahan disisa umur kita. Betapa banyak berita kematian yang sampai di telinga kita, mungkin mengkhabarkan bahwa tetangga kita, kerabat kita, saudara kita atau teman kita telah meninggal dunia, menghadap Allah Taa��ala. Akan tetapi betapa sedikit dari diri kita yang mampu mengambil pelajaran dari kenyataan tersebut. Saudaraku, kita tidak memungkiri bahwa datangnya kematian itu adalah pasti. Tidak ada manusia yang hidup abadi. Realita telah membuktikannya. Allah Taa��ala telah berfirman.
A�a�?Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya pasti akan mendatangi kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang nampak, kemudian Allah Taa��ala akan memberitahukan kepada kalian setiap amalan yang dahulu kalian pernah kerjakan.a�? (QS. Al Jumua��ah : 8)
Saudaraku, kematian itu milik setiap manusia. Semuanya akan menjumpai kematian pada saatnya. Entah di belahan bumi mana kah manusia itu berada, entah bagaimanapun keadaanya, laki-laki atau perempuan kah, kaya atau miskin kah, tua atau muda kah, semuanya akan mati jika sudah tiba saatnya.
Saudaraku, silakan berlindung di tempat manapun, tempat yang sekiranya adalah tempat paling aman menjadi persembunyian. Mungkin kita bisa lari dari kejaran musuh, selamat dari kejaran binatang buas, lolos dari kepungan bencana alam. Namun, kematian itu tetap akan menjemput diri kita, jika Allah Taa��ala sudah menetapkan. Allah Taa��ala berfirman,
a�?Dan dimanapun kalian berada, niscaya kematian itu akan mendatangi kalian, meskipun kalian berlindung di balik benteng yang sangat kokoh.a�? (QS. An Nisa : 78)
Halaman Utama
a�?Seandainya kematian merupakan tempat peristirahatan yang tenang dari seluruh keluh kesah hidup manusia di duniaa�� niscaya kematian merupakan suatu kabar gembira yang dinanti-natikan bagi setiap insana�� Akan tetapi kenyataannya berbedaa�� setelah kematian itu ada pertanggung jawaban dan ada kehidupana��a�?
Faidah Mengingat Kematian
Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda, a�?Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan duniaa�?. Kemudian para shahabat bertanya. a�?Wahai Rasulullah apakah itu pemutus kelezatan dunia?a�? Kemudian Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam menjawab, a�?Kematiana�? (HR. Al Baihaqi dalam Syua��abul Iman, hadits dari shahabat Abu Hurairah)
Ad Daqaaq rahimahullahu mengatakan, a�?Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, maka akan dianugerahi oleh Allah tiga keutamaan, [1] bersegera dalam bertaubat, [2] giat dan semangat dalam beribadah kepada Allah, [3] rasa qanaa��ah dalam hati (menerima setiap pemberian Allah)a�? (Al Qiyamah Ash Shugra, Syaikh Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar)
Bersegera dalam Bertaubat
Sudah dapat dipastikan bahwa manusia adalah makhluk yang banyak dosa dan kemaksiatan. Seorang manusia yang banyak mengingat kematian, dirinya sadar bahwa kematian senantiasa mengintai. Dia tidak ingin menghadap Allah Taa��ala dengan membawa setumpuk dosa yang akan mendatangkan kemurkaan Allah Taa��ala. Dia akan sesegera mungkin bertaubat atas dosa dan kesalahannya, kembali kepada Allah Taa��ala. Allah telah berfirman,
a�?Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah bagi orang-orang yang mengerjakan keburukan dikarenakan kebodohannya, kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima taubatnya oleh Allah, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksanaa�? (QS. An Nisa : 17)
Maksud dari berbuat keburukan karena kebodohan dalam ayat di atas, bukanlah kebodohan seorang yang tidak mengetahui sama sekali bahwa apa yang dia kerjakan merupakan sebuah keburukan. Orang yang berbuat buruk dan tidak mengetahui sama sekali tidak akan dihukum oleh Allah. Akan tetapi yang dimaksud kebodohan di sini adalah seseorang yang mengetahui bahwa apa yang dia lakukan adalah keburukan, namun dia tetap saja melakukannya lantaran dirinya dikuasai oleh hawa nafsu. Inilah makna kebodohan dalam ayat di atas. (Syarah Qowaidul Arbaa�� Syaikh Sholeh Fauzan).
Allah Taa��ala berfirman, a�?Dan bersegeralah menuju ampunan dari Rabb kalian dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang telah dipersiapkan (oleh Allah) bagi orang-orang ynag bertaqwaa�? (QS. Ali Imran : 133)
Giat dan Semangat dalam Beribadah kepada Allah
Seorang yang banyak mengingat kematian, akan senantiasa memanfaatkan waktunya untuk beribadah kepada Allah Taa��ala. Suatu ketika Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda kepada Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu a�?anhuma, a�?Jadilah engkau di dunia ini bagaikan seorang yang asing atau seorang yang sedang menempuh perjalanan yang jauha�?, mendengar sabda Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam ini, lantas Abdullah ibnu Umar berkata, a�?Jika engkau berada di sore hari jangan engkau tunggu datangnya pagi hari, jika engkau berada di pagi hari jangan engkau tunggu datangnya sore hari, pergunakanlah waktu sehatmu (dalam ketaatan kepada Allah) sebelum datangnya waktu sakitmu, dan pergunakanlah waktu hidupmu sebelum kematian datang menjemputmu.a�? (HR. Bukhari)
Rasa Qanaa��ah di Dalam Hati
Allah Taa��ala akan menanamkan rasa qanaa��ah di dalam hati seseorang yang banyak mengingat kematian. Rasa qanaa��ah yang membuat seseorang merasa cukup terhadap setiap pemberian Allah Taa��ala, bagaimanapun dan berapa pun pemberian Allah. Suatu saat Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam pernah menyampaikan nasehat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata,
a�?Kekasihku yakni Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, dan beliau memerintahkan aku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. a��a�? (HR. Ahmad. Syaikh Syua��aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Seseorang yang banyak mengingat kematian, meyakini bahwa segala pemberian Allah dari perbendaharaan dunia adalah titipan dari Allah. Seluruhnya akan diambil kembali oleh Allah, dan akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Taa��ala atas seluruh pemberian tersebut. Nasa��alullaha al afiyah.

READ MORE

Mengapa Musibah Selalu Datang Menimpa Kita

Sesungguhnya semua yang menimpa manusia baik kemadaratan dan kesempitan tidak lain hal itu karena kemaksiatan yang mereka lakukan, juga karena kelalaian mereka dari melaksanakan perintah-perintah Allah I serta disebabkan mereka melupakan syariat-syariat Allah I A�. A�Allah I A�mengabadikan hal itu di dalam kitabullah agar kita bisa berhati-hati dan waspada.
Allah I A�berfirman,
a�?Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).a�? (QS. As-Syura: 30)
Dan Allah I A�juga berfirman,
a�?Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.a�? (QS. An-Nisa: 79)
Sesungguhnya kebanyakan manusia pada hari ini, mereka hanya mengaitkan musibah-musibah yang menimpa mereka, dengan kejadian-kejadian alam semata, dengan faktor-faktor eksternal yang tidak ada kaitannya dengan kesalahan mereka sendiri. Maka, tidak ragu lagi bahwa hal itu karena kurangnya pemahaman mereka dan lemahnya keimanan mereka, dan juga karena mereka lalai dari menadaburi kitabullah dan sunah-sunah rasul-Nya.
Ketahuilah bahwasanya dibalik sebab-sebab dan faktor alam tersebut, ada juga sebab-sebab syara��i bahkan hal inilah sebab yang lebih dominan dan lebih kuat serta lebih membawa pengaruh dari terjadinya musibah-musibah yang ada tersebut. Hanya saja memang terkadang sebab-sebab dan faktor alam itu menjadi wasilah ataupun perantara dari sebuah ketetapan hukum dari sebab-sebab syara��i. Allah I berfirman,
a�?Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).a�? (QS. Ar-Rum: 41)
Hanya saja, kita wajib bersyukur atas nikmat yang telah Allah I berikan kepada umat ini, dimana umat ini tidaklah akan diadzab dan disiksa yang ditimpakan kepada umat-umat yang terdahulu, umat ini tidak akan ditimpakan dengan suatu bencana yang merata dan mematikan seluruh manusia, sebagaimana yang telah terjadi pada kaum a�?Aad, tatkala mereka dihancurkan dengan badai angin topan. Allah I tidak menjadikan umat ini binasa seperti kaum Tsamud, mereka dihujani badai dan disambar petir sehingga mereka di dalam rumah-rumah mereka menjadi bangkai yang berserakan. Allah I A�tidak menjadikan umat ini binasa seperti kaum Luth, Allah I mengirim kepada mereka hujan batu dan langit, dan membalik bangunan-bangunan mereka yang atas menjadi di bawah sehingga mereka hancur-lebur. Naudzubilla min dzalik.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalan Saa��ad bin Abi Waqqas t beliau berkata, a�?(Suatu hari) kami datang kepada Rasulullah r, kemudian beliau r shalat dua rakaat dan kami pun shalat bersamanya, kemudian beliau r A�bermunajat kepada Rabb-Nya dengan sangat lama, kemudian mengatakan, a�?Aku memohon kepada Rabbku tiga hal, Aku memohon agar umatku tidak dibinasakan dengan al-gharqu (banjir bandang), maka Dia-pun mengabulkannya, dan Aku memohon agar umatku tidak dibinasakan dengan sebab paceklik panjang seperti yang terjadi pada keluarga Firaun, maka Dia-pun mengabulkannya, dan aku memohon agar umatku tidak dibinasakan dikarenakan ulah sebagian mereka pada sebagian yang lain, maka Dia mencegahnya dariku.a�? (HR. Muslim 2890)
Ketahuilah bahwa bencana dan musibah yang melanda kalian dan kobaran api fitnah yang menyerbu kalian, hal itu semua karena sebab diri-diri kalian sendiri, karena sebab dosa-dosa yang kalian perbuat, maka perbaikilah setiap dosa yang kita lakukan dengan taubat dan kembali kepada Allah I dan berlindunglah dari segala fitnah, baik fitnah dunia yang berupa pembunuhan, perampokan, penindasan dan juga fitnah agama yang berupa syubhat dan syahwat yang selalu mencegah manusia dari kembali kepada agamanya yang lurus, dan menjauhkan mereka dari pelita yang dibawa para pendahulu umat yang shaleh.
Sesungguhnya fitnahnya agama itu lebih berbahaya dan lebih jelek serta lebih merusak dari sekedar fitnahnya dunia. Karena fitnah dunia hanya akan berakibat pada kerugian materi dan keduniaan, sedangkan dunia ini akan lenyap dan hilang baik cepat atau lambat, tetapi fitnah agama itulah yang akan menghancurkan dunia dan akhiratnya.
Allah I A�berfirman,
Katakanlah: a�?Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.a�? Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.a�? (QS. Az-Zumar: 15)
Mudah-mudahan kita selalu dijaga oleh Allah I A�dari fitnah dunia dan fitnah agama dan kita dijauhkan dari bala dan musibah yang kian hari seakan musibah itu selalu berganti dan berkepanjangan. Dan mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba Allah I A�yang selalu bertaubat dari perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan, sehingga kita termasuk orang-orang yang akan mendapatkan pertolongan-Nya baik di dunia dan di akhirat kelak. Amin.

READ MORE

Kisah Sahabat Nabi: Safinah, Maula Rasulullah

Nasab dan Kabilahnya
Safinah, Abu Abdurrahman atau dikenal juga Abu Bukhturi maula Rasulullah pada awalnya merupakan budak dari Ummu Salamah, istri Rasulullah, kemudian ia dimerdekakan dengan syarat menjadi rekan Rasulullah A�dalam hidupnya. Ia lahir di Arab, namun nasabnya keturunannya dari kalangan bangsa Persia.
Persahabatan Safinah dengan Rasulullah
Safinah menuturkan, nama asliku adalah Qoys kemudian Rasulullah menggantinya dengan Safinah. Ada yang bertanya, mengapa Anda dinamai Safinah (bahasa Indonesia: kapal)? Beliau menceritakan, suatu hari Rasulullah berpergian bersama beberapa orang sahabatnya, dan mereka pun merasa keberatan membawa barang-barang mereka, lalu beliau berkata kepadaku a�?Bentangkanlah kainmu!a�? Aku pun membentangkannya sesuai permintaan beliau. Beliau menaruh barang-barang tersebut di kainku itu kemudian membawakannya kepadaku sambil bersabda, a�?Bawalah! Sesungguhnya engkau adalah sebuah kapal.a�? Lalu Safinah mengatakan, a�?Sekarang, apabila aku memikul seekor onta, dua ekor atau bahkan lima sampai enam ekor onta, aku tidak merasakan itu beban yang berat.a�? (HR. Hakim dalam Mustadrak-nya, 3: 701).

Hadis-hadis Yang Diriwayatkan Oleh Safinah

Dari Safinah yang meriwayatkan dari Ummu Salamah. Ummu Salamah mengatakan, aku mendengar Rasulullah , a�?Tidaklah musibah menimpa seorang hamba, lalu ia mengatakan
O?U?U�U�UZO� U�U?U�U�U? U?UZO?U?U�U�UZO� O?U?U�UZUSU�U�U? O�UZO�O�U?O?U?U?U�U�UZO? O�UZU�U�U�U�U?U�U�UZ O?O�U?O�U�U�U?USU� U?U?USU� U�U?O�U?USU�O?UZO?U?USU� U?UZO�O�U�U�U?U?U�U�U?USU� O�UZUSU�O�U�O� U�U?U�U�U�UZO�
a�?Sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah balasan pahala atas musibahku ini, lalu gantilah dengan yang lebih baik.a��
Pasti Allah akan memberinya pahala dengan kesabarannya terhadap musibah tersebut dan mengganti kehilangannya dengan sesuatu yang lebih baik. Ummu Salamah melanjutkan, a�?Pada saat Abu Salamah (suamiku) wafat, aku berpikir, siapa lagi yang lebih baik dari Abu Salamah, namun Allah menegarkan hatiku untuk mengucapkan
O?U?U�U�UZO� U�U?U�U�U? U?UZO?U?U�U�UZO� O?U?U�UZUSU�U�U? O�UZO�O�U?O?U?U?U�U�UZO? O�UZU�U�U�U�U?U�U�UZ O?O�U?O�U�U�U?USU� U?U?USU� U�U?O�U?USU�O?UZO?U?USU� U?UZO�O�U�U�U?U?U�U�U?USU� O�UZUSU�O�U�O� U�U?U�U�U�UZO�
Allah pun menikahkan aku dengan Rasulullah sebagai ganti suamiku.
Ini merupakan pelajaran berharga bagi kita umat Islam, untuk mengucapkan doa ini tatkala kita ditimpa musibah atau bencana, mudah-mudahan Allah menggantikan kehilangan yang kita alami saat musibah tersebut, dengan sesuatu yang lebih baik.
Wafatnya
Safinah wafat di zaman Hajjaj bin Yusuf memerintah kota Madinah. Semoga Allah meridhai dan merahmati sahabat Nabi A�yang mulia ini.

READ MORE

rotasi dan revolusi bumi

Hampir semua dari kita tentuA�tahu bahwa bumi yang kita diami ini berotasi dan berevolusi, sehinggaA�terjadilah siang a�� malamA�dan berjalannya hitunganA�bulan demi bulan sehingga genap 1 tahun.A�Namun jika ditanya, dari manakah anda mengetahui hal tersebut ? Mungkin sebagian besar A�dari kita akan menjawab bahwa informasi mengenai hal tersebut didapatkan dari penjelasan guru/buku-buku teksA�ilmiahA�dan dokumentasi baik foto maupun film yang didapatkan dengan menggunakan peralatan canggih buatan manusia.
Namun tahukah anda bahwaA�informasi mengenaiA�rotasi dan evolusi bumi A�iniA�telah di jelaskan di dalam Al Quran jauh sebelum textA�book dan dokumentasi ilmiah buatan manusia itu adaA�?A� Berikut adalah beberapa kutipan ayat yang dapat merepresentasikan/menjelaskan mengenai hal tersebut.
a�? Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal a�? (QS. Ali Imran 3 : 190)
Ayat di atas memberikan gambaran kepada kita, bahwa siang dan malam yangA�terjadi adalah karena bumi yang mendapatkan sinar dari matahari tersebut berputar pada porosnya (berotasi) dimana siang dan malam tersebut berlangsung berulang-ulang dalam 1 siklus, yakni 24 jam.
a�?Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tuaa�? a�?A� a�� tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnyaa�? (QS. Yassin : 39 a�� 40)
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa bumi berevolusi mengelilingi matahari menurut garis edarnya dan bukan matahari yang beredar mengelilingi bumi. Hal iniA�dapat dijelaskanA�secara logika, dimanaA�jika matahari yang bergerak mengelilingi bumi maka bentuk manzilah-manzilah bulan tentunya akan mengalami perubahan dalam 24 jam. Bulan adalah satelit bumi yang turut bersama bumi di dalam berevolusi mengelilingi matahari, dimana bumi dan bulan sama-sama mendapatkan sinarnya dari matahari.
KecepatanA�Rotasi dan Evolusi Bumi
Untuk mengukur kecepatan suatu objek atau benda tentu di perlukan titik referensi, atau titik acuan. Sebagai ilustrasi Jakarta a�� Milan A�dengan jarak 10.000 km di tempuh 10 jam dengan pesawat, kecepatan pesawat 1000 km/jam.
Begitu juga dengan Bumi, titik acuannya dapat diambil dari sumbunya (Bumi berotasi) dan dari matahari (Bumi mengelilingi matahari)
Kecepatan Bumi bergerak pada sumbunya sekitar 1.670 km/jam, hampir 3 kali lipat kecepatan Pesawat Terbang.
Kecepatan Bumi bergerak mengelilingi Matahari sekitar 108.000 km/jam atau sekitar 150 kali lipat lebih cepat dari pesawat.
Kenapa kita tidak merasakan atau terlempar kalau Bumi bergerak demikian cepat ?
Pertanyaan di atas tentu terpikir oleh kita, mari kita jawab satu persatu.
Untuk menggerakan suatu benda di butuhkan gaya (F). Gaya selalu berkaitan dengan akselerasi atau percepatan (a).
Kenapa kita tidak merasakan pergerakan bumi karena gerakan bumi konstan.
Contohnya :
SaatA�kita naik pesawat dan tidak melihat keluar, pastiA�kita merasa tidak bergerak bukan ? A�begitu juga kita di dalam Bumi.
Kenapa kita tidak terlempar sedangkan Bumi berputar demikian cepat, karena percepatan Bumi terhadap sumbunya sekitarA�A�0,03392 m/dt^2, terhadap matahari sekitarA�0,005929 m/dt^2A�di bandingkan dengan grafitasi Bumi 9,8 m/dt^2.

READ MORE

Harta Dan Amanah

Kecintaan manusia terhadap harta benda merupakan fitrah.A� Sebagaimana firman Allah bahwa : a�?Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)a�?.(Ali a��Imron (3): 14). Untuk itulah Manusia dengan segala daya dan upaya berusaha untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan sudah menjadi sifat manusia yang senantiasa kurang dalam masalah harta. Sekalipun ia sudah mendapatkan emas satu gunung, ia akan berusaha mendapatkan dua,tiga dan seterusnya.
Namun demikian, Islam dengan sangat tegas menyatakan bahwa : a�?Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatua�? (Ali-Imron (3): 189). Ayat ini memberikan gambaran bahwa berapapun jumlah harta yang telah kita miliki tetaplah bahwa itu milik Allah.A� Harta yang telah kita peroleh hanyalah amanah atau titipan Allah swt yang harus dijaga dan dimanfaatkan untuk hal-hal yang mendatang ridloNya
Hal ini tidak berarti bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di bumi ini untuk diriNya sendiri. Atau bahwa Allah melarang kita untuk memiliki sesuatu yang kita inginkan. Tidak !! Allah memberikan segala yang ada dibumi ini untuk manusia. Sebagaimana dalam al-Qura��an disebutkan, a�?Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamua�?(2:29). Ini menunujukkan bahwa kita diberikan hak untuk memperoleh karunia Allah yang tersebar di alam ini.
Islam mengakui pemilikan hak perorangan dan menempatkan hak ini ditempat yang paling sesuai dengan fitrah manusia. Lebih dari itu, Islam memberi perhatian lebih bahwa harta dan milik pribadi adalah termasuk lima perkara pokok yang wajib dilindungi sebagai bagian dari maqosid syariah (tujuan syariah) yaitu Hifdz al Maal (menjaga harta).
Sebagai agama yang sempurna yang mengatur hal ihwal manusia termasuk yang berkaitan dengan masalah harta benda, Islam memberikan rambu-rambu kepada manusia agar dalam mendapatkan karunia Allah dilakukan dengan cara yang halal lagi baik, tidak boleh merusakA� dan mezalimi. Hal ini ditegaskan dalam firmannya, a�?Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimua�?(2:168). ). Dalam ayat yang berbeda Allah berfirman, a�?Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni’mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembaha�? (16:114)
Harta adalah amanah
Secara teologis, harta benda yang kita miliki merupakan milikA� Allah. sebagaimana penjelasan diatas. Dengan demikian apa yang kita miliki hanyalah amanah AllahA� yang dititipkan kepada kita yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan untuk mendatangkan ridlo Nya. Karena merupakan amanah, maka jika yang memberikan amanah itu memerintahkan agar sebagian harta yang kita miliki diberikan kepada yang berhak menerimanya,A� kewajiban kita adalah melaksanakan amanah itu dengan sebaik-baiknya.
Misalnya bahwa ajaran Islam menyatakan bahwa harta yang kita miliki ada sebagian merupakan hak orang faqir miskin yang harus kita berikan yaitu berupa zakat atau berupa infaq dan wakaf.A� Sebagaimana firman Allah, a�? Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagiana�? (Adz-Zariyat (51):19). Dalam ayat lain Allah berfirman, a�?Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya………… (An-Nisaa�� (4) :58).
Amanah dalam islam merupakan hal yang sangat prinsip yang harus dijaga dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Bahkan dalam Islam segala hal yang kita miliki termasuk diciptakannya kita dimuka bumi ini adalah mengemban amanah Allah. Dalam pandangan Ali bin Abi Thalib, bahwa Amanah setara dengan keadilan, dimana keadilan harus ditegakkan dan amanah harus dilaksanakan. Untuk itulah Allah dengan sangat tegasA� menjelaskan dalam Al-Qur,an agar kita jangan mengkhianati amanah yang telah diberikan oleh Allah dan rasulnya. Sebagaimana firman Allah. a�?Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan RasulA� danA� janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuia�?. (Al-anfal 8:27).
Dalam sejarah peradaban manusia banyak ibroh (pelajaran) tentang manusia yang ditenggelamkan oleh Allah beserta harta benda karena kerakusan dan kesombongannya. Misalnya, Qorun seorang kaya raya namun karena kesombongannya ia dan hartanya ditenggelamkan oleh Allah. Tsaa��labah, sahabat Nabi yang awalnya sangat miskin,kemudian nabi mendoa��akannya agar diberi kekayaan. Namun setelah mendapatkan kekayaan, Tsaa��labah lupa kepada Allah, ia jarang berjamaa��ah lagi bersama nabi, bahkan ketika seorang sahabat datang untuk mengambil zakat, Tsaa��labah menolak dengan menyatakan bahwa apa yang dimilikinya merupalam hasil kerja kerasnya. Berita tersebut akhirnya terdengar oleh Nabi kemudian Nabi berdoa��a kepada Allah agar mengambil milikNya dari tsaa��labah dan Tsaa��labah kembali lagi menjadi orang yang lebih miskin dari sebelumnya.
Kisah-kisah demikian dapat kita jadikan ibrah (pelajaran) agar kita tidak melakukan perbuatan yang sama. Mereka ditenggelamkan beserta harta bendanya karena tidak melaksanakan amanah Allah atas apa yang telah dititipkan kepadanya sebagaimana mestinya. Bahkan mereka mengingkari amanah tersebut dan keengganan mereka menunaikan amanah.
Harta adalah Cobaan
a�?Sesungguhnya hartamu dan anakmu adalah cobaan, dan disi Allahlah pahala yang besar a�? (At-Taghobun (64):15)
Memang, harta merupakan ujian besar yang diberikan Allah kepada manusia. Dan manusia ketika mendapatkan harta yang berlimpah, kebanyakan tidak lulus menghadapi ujian ini. Di antara bentuk ujian dalam harta, ialah membayar zakat, bagi orang yang telah berkewajiban membayarnya atau telah memenuhi nishab.
Sungguh banyak diantara kita yang sebenarnya telah waktunya menunaikan zakat malah menunda-nunda. Apa yang menyebabkan menunda-nunda mengeluarkan zakat?Perasaan eman terhadap harta yang dimilikinya untuk dikeluarkan 2.5 % untuk zakat. Padahal kata Nabi bahwa ,a�? Zakat merupakan bentuk penyerahan atau kepasrahanA� kepada Allah swta�?. Dalam
Al-qura��an Allah berfirman,a�? kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum Kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Ali-Imron (3) 92).
Islam tidak melarang seorang mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Bahkan banyak ayat alqura��an yang menyeru kepada manusia agar bertebaran dimuka bumi untuk mencari karunia Allah swt.A� Namun demikian jangan sampai harta yang kita kumpulkan justru menjadikan kita lupa akan Allah, bahkan enggan menunaikan kewajiban yang diperintahkanNya kepada kita.
Contoh-contoh umat terdahulu, seperti qorun, Tsaa��labah danA� cerita umat lainnya, yang diberikan Allah segalanya. Kekuasaan, harta benda yang melimpah, namun itu semua justru melalaikan untuk beribadah kepada Allah bahkan menentang ajaran yang dibawa oleh para utusan Allah swt.
Hati-hati dengan harta
Semua yang ada di alam ini berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka ketika semua kembali pada Allah, tidak ada satupun harta benda yang kita bawa, kecuali amal perbuatan yang kita lakukan saat masih hidup di dunia. Yang semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. Diantara yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah adalah masalah harta. Bahkan berkaitan dengan harta, petanyaan Allah lebih banyak daripada yang lainnya. Ketiga pertanayaan tersebut adalah; Dari mana kita mendapatkan harta, bagaimana kita mendapatkan harta, dan untuk apa harta yang sudah kita dapatkan. inilah yang akan ditanya Allah besok pada hari pembalasan berkaitan dengan harta.
Demikianlah masalah harta dalam Islam. Bisa membawa pemiliknya kepada kepasrahan kepada Allah. dan juga bisa membawa malapetaka bagi yang memilikinya. Ketika orang masih tidak punya apa-apa perintah-perintah Allah baik yang wajib dan sunah dilakukan dengan baik. Bahkan waktunya dihabiskan untuk usaha dan berdoa��a kepada Allah agar diberikan karunia yang banyak. Namun setelah Allah mengubah mereka menjadi orang yang diberikan karunia yang melimpah, mereka lupa dengan amalan-amalan yang sudah biasa dilakukan saat sebelum kaya. Inilah yang dimaksudkan dalam firman Allah, a�?sesungguhnya hartamu itu bisa menjadi cobaan bagi kitaa�?.

READ MORE

Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan

Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:

  1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.

Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
A�a�?Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah A�berfirman: a�?Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.a��a�? (HR. Muslim no.1151)
Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah :
A�a�?Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.a�? (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)

  1. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.

Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah A�bersabda:
A�a�?Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.a�? (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: a�?Hasan shahiha�?)
Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.
A�a�?Rasulullah biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.a�? (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)

  1. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.

Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan, sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini Allah i?� A�mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah:
A�a�?Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.a�? (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah. Ayo jangan tunda lagia��

READ MORE

Ahli Ibadah yang Cerdas

Ahli Ibadah yang Cerdas
Ia adalah seorang tokoh yang disegani di kalangan Tabi’in. Sebab ia merupakan ahli qira’at, memiliki pemahaman luas di bidang fikih, hadits dan dan ilmu pengetahuan. Iyas bin Mu’awiyah mengatakan bahwa ia tak pernah menjumpai seorang perempuan yang lebih mulia dibandingkan Hafsah binti Sirin.Kecerdasannya ini bahkan melampaui saudara lelakinya, Muhammad Ibnu Sirin. Sampai-sampai, bila ada orang yang bertanya tentang Al-Qur’an, Ibnu Sirin akan menyuruh orang tersebut menemui Hafsah agar ia mendapatkan jawaban yang benar. Betapa tidak, Hafsah adalah seorang hafidzah. Ia telah menghafal dan menguasai bacaan Al-Qur’an pada usia 12 tahun.
Di samping karena kecerdasannya, Hafsah dikenal rajin beribadah. Saat siang hari, ketika sedang tidak haid dan bukan hari dilarang puasa, ia selalu berpuasa. Sedangkan saat malam, ia selalu menyalakan lampu dan shalat di musholanya. Ketika lampunya padam, ia nyalakan kembali lalu shalat hingga pagi menjelang. Sebuah riwayat bahkan mengatakan, Hafsah tinggal di dalam mushalanya selama 30 tahun dan hanya keluar ketika menunaikan hajat.
Selain Al-Qur’an, Hafsah juga mumpuni dalam ilmu hadits. Ia belajar dari Ummu Athiyah Al-Anshariyah, Anas bin Malik dan Ar-Rubab Ummu Ar-Ra’ih. Salah satu hadits yang disampaikannya adalah tentang hukum perempuan haid yang menghadiri dua hari raya.
Hafsah binti Sirin berkata, a�?Pada waktu Ummu Athiyyah datang, aku datang kepadanya lalu aku bertanya kepadanya, ‘Apakah Anda pernah mendengar Rasulullah mengenai masalah ini (yakni bolehnya kaum wanita keluar untuk menghadiri kebaikan yang diadakan oleh kaum Muslimin)?’a�?
Ummu Athiyyah berkata, a�?Semoga ayahku berkorban untuknya. Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘(Hendaklah) wanita-wanita merdeka (anak-anak gadis) dan wanita-wanita pingitan atau anak-anak gadis pingitan dan wanita-wanita haid keluar (pada hari raya) untuk menyaksikan kebaikan dan dakwah orang-orang mukmin, dan orang yang haid supaya mengucilkan diri dari mushala’ (seorang perempuan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kalau salah seorang dari kami tidak mempunyai jilbab?’ Beliau menjawab, ‘Hendaklah sahabatnya berpartisipasi dengan mengenakan jilbabnya kepadanya’).a�?
Hafsah berkata, “Aku bertanya, bagaimana dengan wanita-wanita yang sedang haid?’ Jawabnya, ‘Bukankah wanita yang sedang haid juga hadir di Arafah, (menghadiri) ini dan (menghadiri) ini?’a�?
Dalam satu riwayat dari Hafsah, “Kami diperintahkan untuk keluar pada hari raya, hingga kami suruh keluar juga anak-anak gadis dari pingitannya, hingga kami keluarkan wanita-wanita yang sedang haid, lalu mereka berada di belakang orang banyak, lantas bertakbir dengan takbir mereka dan berdoa sebagaimana mereka berdoa karena mengharapkan keberkahan dan kesucian hari itu.a�?Itulah Hafsah binti Sirin, kemilau dengan kecerdasan dan ketaatannya pada sang Khalik.
 

READ MORE

Adab Menuntut Ilmu

Adab Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu agama adalah sebuah tugas yang sangat mulia. Rasulullah A�A�bersabda, a�?Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agamanya.a�? (HR. Bukhari) Oleh sebab itu sudah semestinya kita berupaya sebaik-baiknya dalam menimba ilmu yang mulia ini. untuk bisa meraih apa yang kita idam-idamkan ini tentunya ada adab-adab yang harus diperhatikan agar ilmu yang kita peroleh membuahkan barakah dan menebarkan rahmah. Berikut adalah adab-adab menuntut ilmu :

Ikhlas Karena Allah

Yaitu dengan menujukan aktivitas menuntut ilmu yang dilakukannya untuk mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat, sebab Allah telah mendorong dan memotivasi untuk itu. Allah berfirman yang artinya, a�?Maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada sesembahan yang hak selain Allah dan minta ampunlah atas dosa-dosamu.a�? (QS. Muhammad: 19).

Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu

Maksudnya adalah bahwa bagian besar dan berharga dari ilmuA� tidak akan diraih kecuali dengan kesungguhan. Adapun sifat malas dan lemah hanya akan menghalangi seseorang dari mendapatkan ilmu. Oleh karena itu seorang penuntut ilmu handaknya mengerahkan segala upaya untuk memaksa jiwanya dalam meraih ilmu. Sebagaimana firman Allah A�:

a�?Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dijalan Kami nisacaya Kami akan tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.a�? (Al Ankabut : 69)

Mengamalkan ilmu.

Seorang penuntut ilmu harus punya perhatian serius terhadap perkara mengamalkan ilmu. Karena tujuan dari menuntut ilmu adalah untuk diamalkan. Ali berkata :

A�a�?Ilmu akan mengajak pemiliknya untuk beramal, jika dia penuhi ajakan tersebut ilmunya akan tetap ada, namun jika tidak maka ilmunya akan hilang.a�?

Oleh sebab itu seorang penuntut ilmu harus benar-benar berusaha mengamalkan ilmunya. Adapun jika yang dialakukan hanya mengumpulkan ilmu namun berpaling dari beramal, maka ilmu itu akan mencelakakannya.

READ MORE
Chat bersama kami