Awalnya, semua terasa indah. Namun, ketika badai mulai menyapa, batu karang ujian menghadang, petir-petir kemarahan menyambar, awan pekat menyelimuti, akhirnya tangis pilu mengiris hati pun meledak tidak terbendung. Itulah manis pahit kehidupan. Semuanya harus diterima sebagai sunatullah. Kadang kita menangis dan terkadang kita tertawa. Semua itu berada di bawah kehendak Allah Azza wa Jalla.
Kehidupan berumah tangga akan indah jika masing-masing anggotanya mendapat ketenteraman. Sementara itu, ketenteraman akan terwujud jika sesama anggota keluarga saling menghargai dan memahami tugas masing-masing. Namun, tatkala hal tersebut tidak ada, maka lubang ke-hancuran ada di depan mata.
 
Allah Azza wa Jalla telah menggariskan bagi setiap laki-laki untuk mencintai wanita. Seorang laki-laki yang masih bujang ketika punya keinginan kuat untuk membina rumah tangga, tentu ia akan menaruh harapan yang besar kepada calon istrinya. Dia berharap dan berdoa agar rumah tangganya penuh dengan kedamaian, ketenteraman, dan kebaikan ketika bila hidup bersama. Allah Azza wa Jalla berfirman:

U?UZU�U?U�U� O?USUZO�O?U?U�U? O?UZU�U� O�UZU�UZU�UZ U�UZU?U?U�U� U�U?U�U� O?UZU�U�U?U?O?U?U?U?U�U� O?UZO?U�U?UZO�O�U�O� U�U?O?UZO?U�U?U?U�U?U?O� O?U?U�UZUSU�U�UZO� U?UZO�UZO?UZU�UZ O?UZUSU�U�UZU?U?U�U� U�UZU?UZO?U�UZO�U� U?UZO�UZO�U�U�UZO�U� O?U?U�U�UZ U?U?US O�UZU�U?U?UZ U�O?USUZO�O?U? U�U?U�UZU?U�U�U? USUZO?UZU?UZU?U�UZO�U?U?U�UZ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”A�(QS. al-Rum 30/ : 21)
Al-Syaikh ‘Abdurrahman al-Sa’di rahimahullah berkata, “Allah menyebutkan bahwa pernikahan termasuk sebab-sebab yang mendatangkan rasa cinta dan sayang. Dengannya, seorang suami mendapatkan dari istrinya kesenangan, kelezatan, manfaat dengan adanya anak dan mendidik anak, dan perasaan tenteram kepadanya. Engkau tidak akan mendapati permisalan indah dalam perasaan cinta dan sayang seperti sepasang suami dan istri.” (LihatA�Taisir Karim al-Rahman hlm. 639)
Demikianlah, betapa besarnya harapan seorang suami kepada istri tercinta pilihannya. Maka wahai para istri, sambutlah harapan suamimu dengan penuh kehangatan dan kesadaran diri akan agungnya cita-cita mulia ini.
 
KEKURANGAN ADALAH SIFAT ASLI MANUSIA
Ya, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini karena Yang Maha Sempurna hanyalah Allah semata. Allah Azza wa Jalla berfirman:

U?UZO�U?U�U?U�UZ O�U�O?U�U�O?UZO�U�U? O�UZO?U?USU?U�O�

“Dan manusia dijadikan bersifat lemah.”A�(QS. al-Nisaa�� 4/ : 28)
Manusia lemah dari segala sisinya: akal, sifat kepribadian, banyak berbuat salah dan dosa, dan sebagainya. Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda:

U?U?U�U�U? O?UZU�U?US O?O?UZU�UZ O�UZO�U�UZO�O?U? U?UZO�UZUSU�O�U? O�U�U�O�UZO�U�UZO�O�U?USU�UZ O�U�O?U�UZU?U�UZO�O?U?U?U�UZ

“Setiap anak Adam banyak berbuat salah. Dan sebaik-baiknya orang yang berbuat salah adalah yang bertobat.” (HR. Ibn Majah no. 4251, Dinilai hasan oleh al-Syaikh al-Albani dalam al-Misykah no. 2341.)
Ini adalah sunnatullah yang telah digariskan pada setiap manusia. Maka wahai para suami, berapapun besarnya harapanmu kepada istrimu yang merupakan belahan jiwamu ingatlah bahwa istrimu juga manusia. Istrimu manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan. Dia tak lepas dari sifat-sifat kewanitaan, maka janganlah engkau berharap tinggi bahwa istrimu paling sempurna, paling segalanya sehingga ketika engkau mendapatinya bersalah engkau akan kecewa berat dan menyesal. Renungilah hadits berikut ini, wahai para suami:

U?UZU�UZU�UZ U�U?U�U� O�U�O�U�U?O�UZO�U�U? U?UZO�U?USO�U? U?UZU�UZU�U� USUZU?U�U�U?U�U� U�U?U�U� O�U�U�U�U?O?UZO�O?U? O?U?U�U�UZO� O?O?U?USUZO�U? O�U�U�O�UZO?UZO�U? U?U?O�U�O?UZU?U�U�UZ U?UZU�UZO�U�USUZU�U? O?U?U�U�O?U? O?U?U�U�O�UZO�U�UZ

“Laki-laki yang sempurna banyak, sedang di antara kaum wanita tidak ada yang sempurna kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti ‘Imran.” (HR. Al-Bukhari no. 3411, dan Muslim no. 2431)
Janganlah engkau mimpi di siang bolong bahwa istrimu seperti Khadijah radhiyallahu ‘anha A�atau ‘A’isyah radhiyallahu ‘anha jika dirimu saja bukan Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam. Janganlah engkau mimpi istrimu seperti Fatimah radhiyallahu ‘anha jika engkau tidak seperti ‘Ali ibn Abi Talib radhiyallahu a�?anhu. Ini perlu disadari agar engkau berkaca diri sebelum menilai istrimu sendiri.
Demikian pula engkau, wahai para istri, suamimu adalah imam dalam rumah tanggamu. Terimalah kekurangan yang ada padanya dengan lapang dada, toh dia adalah jodoh yang telah Allah Azza wa Jalla pilihkan untukmu dan engkau menerimanya. Bersikaplah dewasa dengan memahami tugas masing-masing, insya Allah kekurangan yang ada bisa diatasi. Biidznillah.
 
TIDAK MENGELUH
Salah satu kekurangan wanita adalah sering mengeluh dan kurang pandai bersyukur. Dua penyakit inilah yang membawa wanita menjadi penghuni Neraka paling banyak. Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda:

O?U?O�U?USO?U? O�U�U�U�UZO�O�UZ U?UZO?U?O�UZO� O?UZU?U�O�UZO�U? O?UZU�U�U�U?U�UZO� O�U�U�U�U?O?UZO�O?U? USUZU?U�U?U?O�U�U�UZ U�U?USU�UZ O?UZUSUZU?U�U?U?O�U�U�UZ O?U?O�U�U�U�UZU�U? U�UZO�U�UZ USUZU?U�U?U?O�U�U�UZ O�U�U�O?UZO?U?USO�UZ U?UZUSUZU?U�U?U?O�U�U�UZ O�U�U�O?U?O�U�O?UZO�U�UZ U�UZU?U� O?UZO�U�O?UZU�U�O?UZ O?U?U�UZU� O?U?O�U�O?UZO�U�U?U�U�UZ O�U�O?U�UZU�U�O�UZ O�U?U�U�UZ O�UZO?UZO?U� U�U?U�U�U?UZ O?UZUSU�O�U�O� U�UZO�U�UZO?U� U�UZO� O�UZO?UZUSU�O?U? U�U?U�U�U?UZ O�UZUSU�O�U�O� U�UZO�U�U?

“Telah diperlihatkan Neraka kepadaku, ternyata mayoritas penghuninya adalah wanita, mereka telah kufur (ingkar)!” Ada yang bertanya, “Apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?” Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam menjawab, “Tidak. (Namun) mereka mengingkari (kebaikan) suami. Sekiranya kalian senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, lalu ia melihat sesuatu yang tidak berkenan, ia (istri durhaka itu) pasti berkata, ‘Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu.’ ”A�A� (HR al-Bukhari no. 29, dan Muslim no. 907)
Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam juga mengatakan:

U�O�UZ USUZU�U�O?U?O�U? O�U�U�U�U? O?U?U�UZU� O�U�U�O�UZO?UZO�U? U�O�UZ O?UZO?U�U?U?O�U? U�U?O?UZU?U�O�U?U�UZO� U?UZU�U?USUZ U�O�UZ O?UZO?U�O?UZO?U�U�U?USU� O?UZU�U�U�U?

“Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya.” (HR. al-Nasa’i dalam al-Kubra: 9135 dan 9136)
Suami yang lelah setelah seharian mencari nafkah keluarga, usahanya harus disyukuri oleh para istri. Janganlah istri selalu merasa kurang terhadap pemberian suami. Hendaknya istri bersyukur dan membisikkan kepada suaminya “Semoga Allah membalas kebaikanmuA� dan memberkahiA� rezeki yang kita peroleh hari ini”. Bila seorang suami mendengar ucapan ini, rasa lelahnya seketika itu juga akan hilang. Dia akan semangat menjalani kehidupan. Dia akan semakin cinta kepada istrinya. Namun, bila yang ada ialah istri yang tak pernah puas, selalu membandingkan dengan suami orang lain, maka yang demikian dapat membuat sang suami kecewa dan malah membenci dirimu sendiri, wahai sang istri. Rasa cinta suami akan pudar dan akan teringat segala keburukan istrinya. Allah al-Musta’an.
Dan engkau wahai para suami, bersyukurlah terhadap istrimu. Dia adalah jodoh pilihan yang telah engkau terima. Ucapkanlah terima kasih atas segala jasa baik seorang istri, dari mulai mengurus rumah, anak-anak, mengerjakan pekerjaan harian, melayani suami, dan lain-lain dari tugas yang mulia; maka syukurilah hal ini. Berikanlah istrimu senyuman, doakan keberkahan untuknya. Semoga hal ini lebih menambah keharmonisan dalam rumah tanggamu. Allahu A’lam.
 
SOLUSI MEMAHAMI KEKURANGAN PASANGAN
Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam telah memberikan resep jitu agar rumah tangga kita tidak berantakan hanya gara-gara kurang saling memahami kekurangan setiap pasangan. Tiada jalan terbaik dalam memahami kekurangan masing-masing pasangan, kecuali dengan mengikuti sabda Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam yang berbunyi

U�UZO� USUZU?U�O�UZU?U� U�U?O�U�U�U?U�U? U�U?O�U�U�U?U�UZO�U� O?U?U�U� U?UZO�U?U�UZ U�U?U�U�U�UZO� O�U?U�U?U�U�O� O�UZO�U?USUZ U�U?U�U�U�UZO� O?O�UZO�UZ

“Janganlah laki-laki mukmin membenci wanita mukminah (istrinya, Ed). Sebab, jika ia membenci salah satu perangainya, maka ia akan menyukai perangainya yang lain.” (HR. Muslim no. 1469)
Al-Imam al-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Yaitu hendaknya seorang laki-laki jangan membenci wanita (istrinya, Ed.), jika dia mendapati padanya ada perangai yang tidak disukai, maka pasti dia akan mendapati perangai lain yang dia senangi. Seperti misalnya, paras wajahnya kurang cantik tetapi dia taat beragama, atau bagus akhlaknya, penyayang dan menjaga diri, dan sebagainya.” (Lihat Syarh Sahih Muslim 10/58)
Inilah resep mujarab yang telah diajarkan oleh Nabi kita yang mulia. Apa yang beliau sabdakan adalah wahyu ilahi yang tak terbantahkan.
Betapa banyak perselisihan dalam rumah tangga menjadi reda bila masing-masing pasangan mau mengamalkan kandungan hadits ini. Istri yang melihat suaminya punya sifat pemarah, akan rida dengan akhlak suaminya yang lain seperti rajin ibadah, rajin ikut taklim, bersemangat mencari nafkah, dan lain-lain.
Kalau demikian, keretakan rumah tangga bisa ditambal dengan saling memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan. Demikian pula seorang suami yang melihat kekurangan istrinya, seperti tidak pintar masak, tidak hafal Al-Quran, tentu dia tidak akan mengingat kekurangannya saja, dia akan ingat kelebihannya yang lain, seperti rajin dalam mengurus pekerjaan rumah, sayang terhadap anak, dan sebagainya. Allahu A’lam.
 
BERSABAR DAN BERSYUKUR
Dalam kehidupan keluarga, tidak dapat dipungkiri bahwa kita akan berhadapan dengan berbagai problem yang berkaitan erat dengan kelemahan/kekurangan dari masing-masing kita sebagai pasangan.
Ini adalah bagian dari sunnatullah, setiap kita punya kelemahan, di samping bahwa setiap kita punya kelebihan/keutamaan/keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Demikian juga dengan kehidupan suami istri dalam keluarga. Kadang, pada saat tertentu, seorang suami yang harus bersabar dengan kelakuan istri yang kurang berkenan di hatinya, dan pada saat itu istri bersyukur karena memiliki suami yang sabar. Di lain kesempatan, giliran istri yang harus bersabar, melihat kekurangan/ kelemahan suami, sedangkan suami perlu bersyukur karena istrinya bisa bersabar.
Mungkin inilah yang diisyaratkan oleh Nabi kita shallallahu a�?alaihi wa sallam dalam sabdanya:

U?UZO�O?U�O?UZU?U�O�U?U?O� O?U?O�U�U�U�U?O?UZO�O?U? U?UZO?U?U�U�UZ O�U�U�U�UZO�U�O?UZO�UZ O�U?U�U?U�UZO?U� U�U?U�U� O�U?U�UZO?U? U?UZO?U?U�U�UZ O?UZO?U�U?UZO�UZ O?UZUSU�O?U? U?U?US O�U�O�U�U?U�UZO?U? O?UZO?U�U�UZO�U�U? O?U?U�U� O�UZU�UZO?U�O?UZ O?U?U�U?USU�U?U�U? U?UZO?UZO�U�O?UZU�U? U?UZO?U?U�U� O?UZO�UZU?U�O?UZU�U? U�UZU�U� USUZO?UZU�U� O?UZO?U�U?UZO�UZ O�O?U�O?UZU?U�O�U?U?O� O?U?O�U�U�U�U?O?UZO�O?U? O�UZUSU�O�U�O�

“Berilah nasihat kepada wanita (istri) dengan cara yang baik karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok. Sesuatu yang paling bengkok ialah sesuatu yang terdapat pada tulang rusuk yang paling atas. Jika hendak meluruskannya maka kalian akan mematahkannya, sedang jika kalian membiarkannya maka ia akan tetap bengkok. Karena itu, berilah nasihat kepada istri dengan baik.” (HR. Al-Bukhari no. 5186, dan Muslim no. 1468)
Sebagian ulama salaf berkata, “Ketahuilah bahwasanya tidak disebut akhlak yang baik terhadap istri hanya dengan menahan diri dari menyakitinya, namun dengan bersabar dari celaan dan kemarahannya.”
 
Inilah sebagian solusi dalam memahami perbedaan masing-masing pasangan. Maka hendaknya bagi setiap suami dan istri saling memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Hendaknya mereka saling memahami kekurangan dan kelebihan mas-ing-masing, tidak berat sebelah. Wahai para suami dan para istri, bersyukur dan bersabarlah dalam mengarungi bahtera rumah tangga, demi tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Allahu A’lam.
 
Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman
(Dikutip dari Majalah Al-Furqon No.143 Ed.7 1434H/ 2014M A�)