Da'wah

Masih Enggan Berqurban?

Kenapa masih enggan berqurban? Kalau mampu, jangan buang kesempatan. Qurban adalah salah satu wujud bersyukur atas nikmat kehidupan.
Sebagian orang memiliki kelebihan harta yang sebenarnya sudah bisa berqurban dengan satu ekor kambing atau 1/7 sapi secara patungan. Namun memang sifat manusia sulit mengeluarkan harta yang ia sukai. Padahal qurban mengandung hikmah dan keutamaan yang besar.
Qurban yang kita kenal biasa disebut dengan udhiyah. Secara bahasa udhiyah berarti kambing yang disembelih pada waktu mulai akan siang dan waktu setelah itu. Ada pula yang memaknakan secara bahasa dengan kambing yang disembelih pada Idul Adha.
Sedangkan menurut istilah syara��i, udhiyah adalah sesuatu yang disembelih dalam rangka mendekatkan diri pada Allah Taa��ala pada hari nahr (Idul Adha) dengan syarat-syarat yang khusus. (Lihat Al Mawsua��ah Al Fiqhiyyah, 5: 74).
 
Perintah Qurban
Qurban pada hari nahr (Idul Adha) disyariatkan berdasarkan beberapa dalil, di antaranya adalah firman Allah Taa��ala,

U?UZO�UZU�U?U� U�U?O�UZO?U?U�U?UZ U?UZO�U�U�O�UZO�U�

a�?Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).a�? (QS. Al Kautsar: 2). Di antara tafsiran ayat ini adalah a�?berqurbanlah pada hari raya Idul Adha (yaumun nahr)a�?. Tafsiran ini diriwayatkan dari a�?Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu a�?Abbas, juga menjadi pendapat a�?Athoa��, Mujahid dan jumhur (mayoritas) ulama. (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 9: 249).
 
Dari hadits terdapat riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu a�?anhu, ia berkata,

O�UZO�U�UZU� O�UZO?U?U?U�U? O�U�U�U�UZU�U? O�UZU�U�UZU� O�U�U�U�UZU�U? O?UZU�UZUSU�U�U? U?UZO?UZU�U�UZU�UZ O?U?U?UZO?U�O?UZUSU�U�U? O?UZU�U�U�UZO�UZUSU�U�U? O?UZU�U�O�UZU�UZUSU�U�U? U�UZO�U�UZ U?UZO�UZO?UZUSU�O?U?U�U? USUZO�U�O?UZO�U?U�U?U�UZO� O?U?USUZO?U?U�U? U?UZO�UZO?UZUSU�O?U?U�U? U?UZO�O�U?O?U�O� U�UZO?UZU�UZU�U? O?UZU�UZU� O�U?U?UZO�O�U?U�U?U�UZO� U�UZO�U�UZ U?UZO?UZU�U�UZU� U?UZU?UZO?U�UZO�UZ

a�?Rasulullah shallallaahu a��alaihi wa sallam berqurban dengan dua ekor kambing kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Anas berkata : a�?Aku melihat beliau menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca a�?bismillaha�� dan bertakbir.a�? (HR. Bukhari no. 5558 dan Muslim no. 1966)
Kaum muslimin pun bersepakat (berijmaa��) akan disyaria��atkannya qurban. (Fiqhul Udhiyah, hal. 8)
Hikmah Berqurban
1- Qurban dilakukan untuk meraih takwa. Yang ingin dicapai dari ibadah qurban adalah keikhlasan dan ketakwaan, bukan hanya daging atau darahnya. Allah Taa��ala berfirman,

U�UZU�U� USUZU�UZO�U�UZ O�U�U�U�UZU�UZ U�U?O�U?U?U�U?U�UZO� U?UZU�UZO� O?U?U�UZO�O�U?U�UZO� U?UZU�UZU?U?U�U� USUZU�UZO�U�U?U�U? O�U�O?U�UZU�U�U?UZU� U�U?U�U�U?U?U�U�

a�?Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.a�? (QS. Al Hajj: 37)
Kata Syaikh As Saa��di mengenai ayat di atas, a�?Ingatlah, bukanlah yang dimaksudkan hanyalah menyembelih saja dan yang Allah harap bukanlah daging dan darah qurban tersebut karena Allah tidaklah butuh pada segala sesuatu dan Dialah yang pantas diagung-agungkan. Yang Allah harapkan dari qurban tersebut adalah keikhlasan, ihtisab (selalu mengharap-harap pahala dari-Nya) dan niat yang sholih. Oleh karena itu, Allah katakan (yang artinya), a�?Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapai ridho-Nyaa�?. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi ketika seseorang berqurban yaitu ikhlas, bukan riyaa�� atau berbangga dengan harta yang dimiliki, dan bukan pula menjalankannya karena sudah jadi rutinitas tahunan. Inilah yang mesti ada dalam ibadah lainnya. Jangan sampai amalan kita hanya nampak kulit saja yang tak terlihat isinya atau nampak jasad yang tak ada ruhnya.a�? (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 539).
2- Qurban dilakukan dalam rangka bersyukur kepada Allah atas nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan.
3- Qurban dilaksanakan untuk menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim a��kholilullah (kekasih Allah)- a�?alaihis salaam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail a�?alaihis salaam ketika hari an nahr (Idul Adha).
4- Agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Ismaa��il a�?alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Ismaa��il pun berubah menjadi seekor domba. Jika setiap mukmin mengingat kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya. (Lihat Al Mawsua��ah Al Fiqhiyyah, 5: 76)
5- Ibadah qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan qurban.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, a�?Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattua�� dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan qurban.a�? (Lihat Talkhish Kitab Ahkamil Udhiyah wadz Dzakaah, hal. 11-12 dan Shahih Fiqh Sunnah, 2: 379)
 
Tetaplah Berqurban Ketika Mampu Walau Hukum Qurban Sunnah
Dari Ummu Salamah radhiyallahu a�?anha, Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,

O?U?O�UZO� O?UZO�UZU�UZO?U? O�U�U�O?UZO?U�O�U? U?UZO?UZO�UZO�O?UZ O?UZO�UZO?U?U?U?U�U� O?UZU�U� USU?O�UZO�U�U?U�UZ U?UZU�O�UZ USUZU�UZO?U�UZ U�U?U�U� O?UZO?UZO�U?U�U? U?UZO?UZO?UZO�U?U�U? O?UZUSU�O�U�

a�?Jika telah masuk 10 hari pertama dari Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian berkeinginan untuk berqurban, maka janganlah ia menyentuh (memotong) rambut kepala dan rambut badannya (diartikan oleh sebagian ulama: kuku) sedikit pun juga.a�? (HR. Muslim no. 1977)
Imam Asy Syafia��i rahimahullah berkata, a�?Dalam hadits ini adalah dalil bahwasanya hukum qurban tidaklah wajib karena Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda, a�?Jika kalian ingin menyembelih qurban a��a�?. Seandainya menyembelih qurban itu wajib, beliau akan bersabda, a�?Janganlah memotong rambut badannya hingga ia berqurban (tanpa didahului dengan kata-kata: Jika kalian ingin a��, pen)a�?.a�? (Disebutkan oleh Al Baihaqi dalam Al Kubro, 9: 263)
Walau menurut pendapat mayoritas ulama hukum berqurban itu sunnah, tetaplah berqurban apalagi mampu. Untuk orang yang mampu dan kaya mengeluarkan 2,5 juta rupiah untuk qurban kambing atau patungan sapi sebenarnya begitu enteng. Tinggal niatan saja yang perlu dikuatkan.
Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi rahimahullah setelah memaparkan perselisihan ulama mengenai hukum qurban, beliau berkata, a�?Janganlah meninggalkan ibadah qurban jika seseorang mampu untuk menunaikannya. Karena Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam sendiri memerintahkan, a�?Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu dan ambil perkara yang tidak meragukanmu.a�? Selayaknya bagi mereka yang mampu agar tidak meninggalkan berqurban. Karena dengan berqurban akan lebih menenangkan hati dan melepaskan tanggungan. Wallahu aa��lam.a�? (Adhwaa��ul Bayan, 5: 618)
Berutang Tidaklah Masalah untuk Berqurban
Sufyan Ats Tsauri rahimahullah mengatakan, a�? Dulu Abu Hatim pernah mencari utangan dan beliau pun menggiring unta untuk disembelih. Lalu dikatakan padanya, “Apakah betul engkau mencari utangan dan telah menggiring unta untuk disembelih?a�? Abu Hatim menjawab, a�?Aku telah mendengar firman Allah,

U�UZU?U?U�U� U?U?USU�UZO� O�UZUSU�O�U?

a�?Kamu akan memperoleh kebaikan yang banyak padanya.a�? (QS. Al Hajj: 36)a�?. (Tafsir Al Qura��an Al a�?Azhim, 5: 415)
Untuk masalah aqiqah, Imam Ahmad berkata,

O?O�O� U�U� USU?U� U�O�U�U?O�U� U�O� USO?U�U� U?O�O?O?U�O�O� O?O�O�U? O?U� USO�U�U? O�U�U�U�U� O?U�USU� O� U�O?U�U�U� O?O�USO� O?U�U�O� O�O?U?U� O�U�U�U�U� O�U�U� O�U�U�U� O?U�USU� U?O?U�U�

a�?Jika seseorang tidak mampu aqiqah, maka hendaknya ia mencari utangan dan berharap Allah akan menolong melunasinya. Karena seperti ini akan menghidupkan ajaran Rasulullah shallallahu a��alaihi wa sallam.a�? (Matholib Ulin Nuha, 2: 489, dinukil dari Al Mawsua��ah Al Fiqhiyyah, 30: 278). Untuk qurban pun berlaku demikian, bisa dengan berutang.
 
Pilihlah Hewan Qurban Terbaik
Ciri-ciri hewan yang terbaik untuk qurban adalah: (1) gemuk, (2) warna putih atau warna putih lebih mayoritas, (3) berharga, (4) bertanduk, (5) jantan, (6) berkuku dan berperut hitam, (7) sekeliling mata hitam.
Hewan qurban yang dipilih adalah yang sudah mencapai usia musinnah. Musinnah dari kambing adalah yang telah berusia satu tahun (masuk tahun kedua). Sedangkan musinnah dari sapi adalah yang telah berusia dua tahun (masuk tahun ketiga). Sedangkan unta adalah yang telah genap lima tahun (masuk tahun keenam). Inilah pendapat yang masyhur di kalangan fuqoha. Atau bisa pula memilih jadzaa��ah yaitu domba yang telah berusia enam hingga satu tahun.
Kemudian jauhi cacat hewan qurban yang wajib dihindari yang bisa membuat qurbannya tidak sah. Ada empat cacat yang membuat hewan qurban tidak sah: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai tidak punya sumsum tulang. Kalau dianggap tidak sah, berarti statusnya cuma daging biasa, bukan jadi qurban.
Sedangkan cacat yang tidak mempengaruhi turunnya kualitas daging tidaklah masalah seperti ekor yang terputus, telinga yang terpotong dan tandung yang patah. Cacat ini yang dimakruhkan.
Intinya, ketika berqurban berusaha memilih hewan qurban yang terbaik, menghindari cacat yang membuat tidak sah dan cacat yang dimakruhkan. Ibnu Taimiyah sampai berkata,

U?UZO�U�O?UZO�U�O�U? U?U?US O�U�O?U?O�U�O�U?USU�UZO�U? O?UZU�UZU� U�UZO?U�O�U? O�U�U�U?USU�U�UZO�U? U�U?O�U�U�UZU�U�O�

a�?Pahala qurban (udhiyah) dilihat dari semakin berharganya hewan yang diqurbankan.a�? (Fatawa Al Kubro, 5: 384). Semakin berharga hewan qurban yang dipilih, berarti semakin besar pahala.
Berqurban itu begitu mudah, kita bisa berqurban dengan 1 kambing atau patungan 1/7 sapi. Masing-masing qurban tersebut bisa diniatkan untuk satu keluarga. Imam Asy Syaukani rahimahullah pernah berkata, a�?Qurban kambing boleh diniatkan untuk satu keluarga walaupun dalam keluarga tersebut ada 100 jiwa atau lebih.a�? (Nailul Author, 8: 125).
Semoga bermanfaat. Semoga Allah berkahi rezeki setiap yang mau berqurban.
 
Sumber: muslim.or.id

READ MORE
Da'wah

Tuntunan Mencari Sang Dambaan Hati

Kita harus bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmat-Nya, termasuk nikmat kecenderungan kepada lawan jenis. Seperti nikmat-nikmat yang lain, mensyukuri nikmat yang satu ini harus di atas bimbingan ilmu syara��i. Bukan justru memperturutinya sesuai bujukan hawa nafsu dan kenikmatan sesaat saja. Solusinya adalah dengan menikah. Di antara makna menikah adalah mencari pendamping hidup. Pendamping hidup kita di dunia. Harapannya, pendamping hidup tersebut bisa mendukung segala ketaatan kita kepada Sang Penguasa. Maka dari itu, pembahasan kita adalah a�?mencari si dambaan hatia�?.
 
Pertama Adalah Berkaca
Anda harus sadar bahwa jodoh yang Allah takdirkan adalah yang sekufu (setara), baik dari sisi agama maupun akhlak. Sebab, makna jodoh itu sendiri adalah sekufu. Artinya, laki-laki shaleh akan mendapatkan wanita shalehah, dan sebaliknya. Hal ini merupakan ketetapan Allah yang penuh hikmah dan keadilan. Allah berfirman (artinya), a�?Perempuan-perempuan yang jelek (bukan shalehah) adalah untuk laki-laki yang jelek (bukan shaleh). Dan laki-laki yang jelek adalah untuk perempuan-perempuan yang jelek pula. Perempuan-perempuan yang baik (shalehah) adalah untuk laki-laki yang baik (shaleh). Dan laki-laki yang baik adalah untuk perempuan-perempuan yang baik pula.a�? (QS. an-Nur: 26)
Jadi, berkacalah terlebih dahulu!
Lihat kekurangan diri sendiri, lalu benahilah!
Ukurlah jodoh Anda, sejauh mana tingkat agama, ibadah, dan akhlaknya dengan mengukur diriA� Anda sendiri. Yakinlah, jodoh Anda adalah cermin Anda sendiri.
Jangan Putus Asa!
Tetapi terus berusaha . . . Bukan saatnya kita berpangku tangan. Bukan waktunya tidak berikhtiar. Islam menghasung pemeluknya untuk berikhtiar dalam segala kebaikan, termasuk urusan jodoh. Optimislah, serahkan segala urusan kepada Allah. Rasulullah bersabda,

O�O�U�O�U?O�U� O?UZU�UZU� U�UZO� USUZU�U�U?UZO?U?U?UZO? U?UZO�O?U�O?UZO?U?U�U� O?U?O�U�U�U�U? U?UZU�UZO� O?UZO?U�O�UZO?

a�?Bersemangatlah pada sesuatu yang bermanfaat bagimu! Mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa lemah (malas).a�? (HR. Muslim no. 2664)
Agama Prioritas Utama
Wajar dan manusiawi, bila ada yang mencari istri cantik, bermateri lagi bernasab. Hal tersebut memang dibenarkan oleh syariat.
Simak kisah berikut!
Seorang laki-laki pernah menemui Rasulullah. Ia ingin menikahi wanita dari anshar. Maka Rasulullah memberikan bimbingan, a�?Pergi dan Lihatlah wanita tersebut! Karena pada mata wanita anshar itu ada kekurangan.a�? (HR. Muslim no. 1424)
Namun, di samping fisik, materi maupun nasab, ada faktor lain yang mesti diperhatikan oleh seorang yang hendak menikah. Faktor tersebut adalah agama. Agama merupakan salah satu kriteria dalam memilih jodoh. Bahkan itulah yang pertama dan utama. Kebaikan agama dan akhlak menjadi pondasi dalam membangun rumah tangga. Jangan sampai faktor fisik dan meteri yang diutamakan, lalu mengenyampingkan agama dan akhlak. Dengarkanlah bimbingan Rasulullah berikut,

O?U?U�U�U?UZO�U? O�U�U�U�UZO�U�O?UZO�U? U�U?O?UZO�U�O?UZO?U?O? U�U?U�UZO�U�U?U�UZO� U?UZU�U?O�UZO?UZO?U?U�UZO� U?UZU�U?O�UZU�UZO�U�U?U�UZO� U?UZU�U?O?U?USU�U�U?U�UZO�O? U?UZO�O?U�U?UZO�U� O?U?O�UZO�O?U? O�U�O?U?U�USU�U�U?

a�?Perempuan dinikahi karena empat hal; karena hartanya, karena nasabnya (keturunannya), karena kecantikannya, dan karena agamanya. Utamakanlah oleh kalian perempuan yang baik agamanya.a�? (HR. Muslim no. 3620)
Dalam kesempatan lain, beliau mewanti-wanti para orang tua maupun wali,

O?U?O�UZO� O�UZO�UZO?UZ O?U?U�UZUSU�U?U?U�U� U�UZU�U� O?UZO�U�O�UZU?U�U�UZ O?U?USU�U�UZU�U? U?UZO�U?U�U?U�UZU�U?O? U?UZO?UZU?U�U?O�U?U?U�U�U?O? O?U?U�O�U�UZ O?UZU?U�O?UZU�U?U?U�O� O?UZU?U?U�U� U?U?O?U�U�UZO�U? U?U?US O�U�U�O?UZO�U�O�U? U?UZU?UZO?UZO�O?U? O?UZO�U?USU�O�U?

a�?Jika ada yang melamar kepada kalian, seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, nikahkanlah putri kalian dengannya. Jika tidak kalian lakukan, niscaya akan terjadi fitnah (bencana) di muka bumi dan kerusakan yang besar.a�? (HR. at-Tirmidzi, hadits hasan, lihat Shahih at-Tirmidzi no. 1084, al-Irwa no. 1868, ash-Shahihah no. 1022)
Jangan tertipu paras cantik!
Sehingga, bisa jadi sebuah rumah tangga menjadi berantakan, kasus keluarga broken home adalah akibat dari tidak mengindahkan bimbingan Rasulullah di atas. Sejak awal membangun mahligai rumah tangga sudah salah langkah. Salah persepsi dalam memilih jodoh. Bayangannya, semata-mata paras cantik, wajah tampan, harta melimpah, atau nasab mulia adalah sebab utama kebahagian rumah tangga. Ternyata, jauh panggang dari api. Sekali lagi, kriteria yang manusiawi bukanlah hal tercela dalam agama. Yang dicela hanyalah apabila sisi agama diabaikan dan tidak dijadikan prioritas.
Bukan Bangsa, Bukan Harta!
Tapi Takwa. Maka dari itu, janganlah menilai seseorang berdasarkan kedudukan, keturunan, dan kekayaan. Yang keturunan bangsawan enggan menikah dengan yang bukan bangsawan. Kabilah yang dianggap mulia hanya mau menikah dengan yang sederajat. Ketahuilah, bahwa derajat mulia itu ada pada takwa. Siapa pun dia, berapapun hartanya, bagaimanapun fisiknya, dari mana asal maupun sukunya, takwalah yang menentukan kemuliaannya. Ingatlah firman Allah (artinya), a�?Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.a�? (QS. al-Hujurat: 13)
Jadi, ketika Anda mencari jodoh, utamakan takwa, setelahnya baru mempertimbangkan hal lain. Tidak boleh menganggap remeh urusan agama calon pendamping Anda. Lihatlah, apakah dia tekun shalat?
Apakah dia seorang yang menjaga diri dari dosa?
Apakah dia seorang yang berbakti kepada kedua orang tua?
Dan berbagai kebaikan lainnya?
Jadi, tidak masalah Anda yang bangsawan menikah dengan yang bukan bangsawan, asal saling ridha. Tidak masalah Anda yang kaya menikah dengan yang miskin. Sebab, semua itu bukan standar kemuliaan. Kemuliaan, sekali lagi, hanya ada pada takwa. Nabi pernah ditanya tentang orang yang paling mulia. Beliau menjawab, a�?Yang paling bertakwa di antara manusia.a�?
Fakta Tentang Para Ulama
Para pembaca rahimakumullah, Nabi sendiri, dari Bani Hasyim (nasab mulia), menikahi Zainab binti Jahsy dari Bani Asad bin Khuzaimah. Nabi juga menikahi Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Hafshah binti Umar, Juwairiyah binti al-Harits, Saudah binti Zama��ah, Ummu Salamah dan Aisyah, semoga Allah meridhai mereka. Mereka semua bukan dari Bani Hasyim. Bahkan, beliau juga menikahi Shafiyah binti Huyai, seorang wanita keturunan Bani Israil. Umar bin al-Khaththab menikahi Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib, padahal Umar dari Bani a�?Adi sedangkan Ummu Kultsum dari Bani Hasyim. Utsman bin Affan menikahi dua putri Rasulullah, secara berurutan setelah meninggal yang lain, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Utsman dari Bani Umayyah sementara dua putri Rasulullah dari Bani Hasyim. Kenyataan ini, menikah dengan kabilah yang berbeda, banyak sekali. Semua ini menunjukkan bahwa RasulullahA� dan para sahabat adalah orang-orang yang tidak menjadikan nasab sebagai prioritas utama. Agama-lah yang menjadi patokan utama.
Bukti Lagi!
Bukti lain yang menunjukkan bahwa Nabi tidak mengutamakan harta, bangsa, adalah beliau menikahkan Usamah bin Zaid dengan Fathimah binti Qais, seorang perempuan dari suku Quraisy. Padahal, Usamah adalah seorang keturunan bekas budak dari Bani Kalb. Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabia��ah bin Abdi Syams menikahkan keponakannya dengan bekas budaknya yang bernama Salim, padahal keponakannya dari suku Quraisy, sedangkan Salim seorang mantan budak. Abu Bakr ash-Shiddiq menikahkan saudara perempuannya dengan al-Asya��ats bin Qais. Abu Bakr dari Bani Tamim (suku Quraisy), sedangkan al-Asya��ats dari Bani Kindah (al-Kindi). Abdurrahman bin Auf menikahkan saudara perempuannya dengan Bilal bin Rabah, sang muazin, padahal saudarinya dari kabilah Quraisy sedangkan Bilal dari Habasyah, Afrika.
Ini menunjukkan bolehnya pernikahan dengan selain kabilahnya jika memang agamanya baik. Demikianlah secara ringkas dan global bimbingan awal pra-nikah.
Wallahu aa��lam bish shawab.
 
Sumber: Serial Bimbingan Pernikahan/buletin-alilmu.net

READ MORE
Da'wah

Bolehkah Melaksanakan Puasa Syawal Pada Hari Juma��at?

Bolehkah melaksanakan puasa Syawal pada hari Juma��at? Ataukah ada larangan melaksanakan puasa saat itu karena ada hadits yang melarangnya?
Keutamaan Puasa Syawal
Kita tahu bersama bahwa puasa Syawal itul punya keutamaan, bagi yang berpuasa Ramadhan dengan sempurna lantas mengikutkan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan pahala puasa setahun penuh. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam,
U�UZU�U� O�UZO�U�UZ O�UZU�UZO�UZO�U�UZ O�U?U�UZU� O?UZO?U�O?UZO?UZU�U? O?U?O?U�U�O� U�U?U�U� O?UZU?UZU�O�U�U? U?UZO�U�UZ U?UZO�U?USUZO�U�U? O�U�O?UZU�U�U�O�U?
a�?Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.a�? (HR. Muslim no. 1164).
Itulah dalil dari jumhur atau mayoritas ulama yag menunjukkan sunnahnya puasa Syawal. Yang berpendapat puasa tersebut sunnah adalah madzhab Abu Hanifah, Syafia��i dan Imam Ahmad. Adapun Imam Malik memakruhkannya. Namun sebagaimana kata Imam Nawawi rahimahullah, a�?Pendapat dalam madzhab Syafia��i yang menyunnahkan puasa Syawal didukung dengan dalil tegas ini. Jika telah terbukti adanya dukungan dalil dari hadits, maka pendapat tersebut tidaklah ditinggalkan hanya karena perkataan sebagian orang. Bahkan ajaran Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam tidaklah ditinggalkan walau mayoritas atau seluruh manusia menyelisihinya. Sedangkan ulama yang khawatir jika puasa Syawal sampai disangka wajib, maka itu sangkaan yang sama saja bisa membatalkan anjuran puasa a�?Arafah, puasa a�?Asyuraa�� dan puasa sunnah lainnya.a�? (Syarh Shahih Muslim, 8: 51)
Larangan Puasa pada Hari Juma��at
Dalam hadits Abu Hurairah, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
U�O� USUZO�U?U?U�UZU�UZU� O?UZO�UZO?U?U?U?U�U� USUZU?U�U�UZ O�U�U�O�U?U�U?O?UZO�U? O?U?U�O� USUZU?U�U�U�O� U�UZO?U�U�UZU�U? O?UZU?U� O?UZO?U�O?UZU�U?
a�?Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Juma��at kecuali jika ia berpuasa pula pada hari sebelum atau sesudahnya.a�? (HR. Bukhari no. 1849 dan Muslim no. 1929).
Juga terdapat hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
U�O� O?UZO�U�O?UZO�U?U�U?O� U�UZUSU�U�UZO�UZ O�U�U�O�U?U�U?O?UZO�U? O?U?U�U?USUZO�U�U? U�U?U�U� O?UZUSU�U�U? O�U�U�UZU�USUZO�U�U?US U?UZU�UZO� O?UZO�U?O�U?U�U?O� USUZU?U�U�UZ O�U�U�O�U?U�U?O?UZO�U? O?U?O�U?USUZO�U�U? U�U?U�U� O?UZUSU�U�U? O�U�U�O?UZUSUZU�O�U�U? O?U?U�O� O?UZU�U� USUZU?U?U?U�UZ U?U?US O�UZU?U�U�U? USUZO�U?U?U�U?U�U? O?UZO�UZO?U?U?U?U�U�
a�?Janganlah khususkan malam Juma��at dengan shalat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam lainnya. Janganlah pula khususkan hari Juma��at dengan puasa tertentu yang tidak dilakukan pada hari-hari lainnya kecuali jika ada puasa yang dilakukan karena sebab ketika itu.a�? (HR. Muslim no. 1144).
Dari Juwairiyah binti Al Harits radhiyallahu a�?anha,
O?UZU�UZU� O�U�U�UZU�O?U?USUZU� O�UZU�UZU�U� O�U�U�UZU�U�U? O?UZU�UZUSU�U�U? U?UZO?UZU�UZU�U�UZ O?UZO�UZU�UZ O?UZU�UZUSU�U�UZO� USUZU?U�U�UZ O�U�U�O�U?U�U?O?UZO�U? U?UZU�U?USUZ O�UZO�O�U?U�UZO�U? U?UZU�UZO�U�UZ O?UZO�U?U�U�O?U? O?UZU�U�O?U? U�UZO�U�UZO?U� U�O� U�UZO�U�UZ O?U?O�U?USO?U?USU�UZ O?UZU�U� O?UZO�U?U?U�U?US O?UZO?U�O� U�UZO�U�UZO?U� U�O� U�UZO�U�UZ U?UZO?UZU?U�O�U?O�U?US
a�?Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam pernah menemuinya pada hari Juma��at dan ia dalam keadaan berpuasa, lalu beliau bersabda, a�?Apakah engkau berpuasa kemarin?a�? a�?Tidaka�?, jawabnya. a�?Apakah engkau ingin berpuasa besok?a�?, tanya beliau lagi. a�?Tidaka�?, jawabnya lagi. a�?Batalkanlah puasamua�?, kata Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1986).
Maksud Larangan Puasa pada Hari Juma��at
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, a�?Ulama Syafia��iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Juma��at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Juma��at, maka tidaklah makruh.a�? (Al Majmua�� Syarh Al Muhaddzab, 6: 309).
Syaikh Muhammad bin Sholih Al a�?Utsaimin rahimahullah berkata, a�?Jika seseorang berpuasa pada hari Juma��at secara bersendirian bukan maksud untuk pengkhususan karena hari tersebut adalah hari Juma��at namun karena itu adalah waktu longgarnya saat itu, maka pendapat yang tepat, itu masih dibolehkan.a�? (Syarhul Mumthia��, 6: 477).
Puasa Syawal pada Hari Juma��at
Kalau kita perhatikan dari penjelasan Imam Nawawi berarti masih dibolehkan melakukan puasa Syawal pada hari Juma��at karena bertepatan dengan kebiasaan puasa. Begitu pula dari penjelasan Syaikh Ibnu Utsaimin juga menunjukkan masih bolehnya berpuasa Syawal pada hari Juma��at. Alasannya, karena puasa yang dilakukan saat itu bukan karena hari tersebut adalah hari Juma��at lantas ia berpuasa. Namun yang dimaksudkan adalah karena bulan tersebut adalah bulan Syawal sehingga dilakukanlah puasa Syawal kala itu. Ditambah lagi puasa Syawal pada hari Juma��at masih dihukumi boleh jika diikuti berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.
Sumber:A�rumaysho.com
 

READ MORE
Da'wah

Faedah Sedekah, Infaq di Bulan Ramadhan

 
Mengapa Rasulullah shallallahu a�?alaihi wasallam lebih meningkatkan kedermawanan di bulan Ramadhan secara khusus? Al Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan banyak faidah mengapa demikian.
Dalam hadits Ibnu Abbas disebutkan:

U?UZO�U�UZ O�UZO?U?U?U�U? O�U�U�UZU�U�U? O�UZU�UZU�U� O�U�U�UZU�U�U? O?UZU�UZUSU�U�U? U?UZO?UZU�UZU�U�UZ O?UZO�U�U?UZO?UZ O�U�U�UZU�O�O?U? U?UZU?UZO�U�UZ O?UZO�U�U?UZO?UZ U�UZO� USUZU?U?U?U�U? U?U?US O�UZU�UZO�UZO�U�UZ O�U?USU�UZ USUZU�U�U�UZO�U�U? O�U?O?U�O�U?USU�U? U?UZU?UZO�U�UZ O�U?O?U�O�U?USU�U? USUZU�U�U�UZO�U�U? U?U?US U?U?U�U?U� U�UZUSU�U�UZO�U? U�U?U�U� O?UZU�U�O�U? O�UZU�UZO�UZO�U�UZ U?UZUSU?O?UZO�O�U?O?U?U�U? O�U�U�U�U?O�U�O?U�UZ

a�?Rasulullah shallallahu a�?alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadhan ketika bertemu dengan malaikat Jibril, dan Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadhan untuk mudarosah (mempelajari) Al Qura��ana�?A�(HR. Al Bukhari).
Hadits tersebut memberikan faidah kepada kita bahwa kedermawanan hendaknya lebih di tingkatkan lagi di bulan Ramadhan. Mengapa Rasulullah shallallahu a�?alaihi wasallam lebih meningkatkan kedemawanan di bulan Ramadhan secara khusus? Al Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan banyak faidah mengapa demikian.
Beliau berkata, a�?Meningkatnya kedermawanan Rasulullah shallallahu a�?alaihi wasallam di bulan Ramadhan secara khusus memberikan faidah yang banyak, diantaranya:
Pertama: Bertepatan dengan waktu yang mulia dimana amalan dilipatkan gandakan pahalanya bila bertepatan dengan waktu yang mulia.
Kedua: Membantu orang-orang yang berpuasa, sholat malam, dan berdzikir dalam ketaatan mereka, sehingga orang yang membantu itu mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang dibantu. Sebagaimana orang yang memberikan persiapan perang kepada orang lain mendapat pahala seperti orang yang berperang.
Ketiga: Allah amat dermawan kepada hamba-hamabNya di bulan Ramadhan dengan memberikan kepada mereka rahmat, ampunan dan kemerdekaan dari api Neraka, terutama di malam lailatul qodar. Allah merahmati hamba-hambaNya yang kasih sayang, sebagaimana Sabda Nabi shallallahu a�?alaihi wasallam:

O?U?U�UZU�U�UZO� USUZO�U�O�UZU�U? O�U�U�UZU�U�U? U�U?U�U� O?U?O?UZO�O?U?U�U? O�U�O�U?U�O�UZU�UZO�O?UZ

a�?Sesungguhnya Allah hanyalah menyayangi hamba-hambaNya yang penyayanga�? (HR. Bukhari dan Muslim).
Barang siapa yang dermawan kepada hamba-hamba Allah, maka Allahpun akan dermawan kepadanya dengan karuniaNya, dan balasan itu sesuai dengan jenis amalan.
Keempat: Menggabungkan puasa dan sedekah adalah sebab yang memasukkan ke dalam surga, sebagaimana dalam hadits Ali Radliyallahu a�?anhu Nabi shallallahu a�?alaihi wasallam bersabda:

O?U?U�UZU� U?U?US O�U�U�O�UZU�UZU�O�U? O?U?O�UZU?U�O� O?U?O�UZU� O?U?U�U?U?O�U?U�UZO� U�U?U�U� O?U?O�U?U?U�U?U�UZO� U?UZO?U?O�U?U?U�U?U�UZO� U�U?U�U� O?U?U�U?U?O�U?U�UZO� U?UZU�UZO�U�UZ O?UZO?U�O�UZO�O?U?USU?U� U?UZU�UZO�U�UZ U�U?U�UZU�U� U�U?USUZ USUZO� O�UZO?U?U?U�UZ O�U�U�UZU�U�U? U�UZO�U�UZ U�U?U�UZU�U� O?UZO�UZO�O?UZ O�U�U�U?UZU�UZO�U�UZ U?UZO?UZO�U�O?UZU�UZ O�U�O�UZU�O?UZO�U�UZ U?UZO?UZO?UZO�U�UZ O�U�O�U?U�USUZO�U�UZ U?UZO�UZU�UZU�U� U�U?U�UZU�U�U? O?U?O�U�U�UZU�USU�U�U? U?UZO�U�U�UZU�O�O?U? U�U?USUZO�U�

a�?Sesungguhnya di dalam surga terdapat kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalamnya, dan dalamnya terlihat dari luarnya.a�? Seorang arab badui berdiri dan berkata, a�?Untuk siapa wahai Rasulullah?a�? Rasulullah bersabda, a�?Untuk orang yang membaguskan perkatannya, memberi makan, senantiasa berpuasa, dan shalat malam karena Allah sementara manusia sedang terlelap tidura�? (HR. At Tirmidzi).
Amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits ini semuanya ada dalam bulan Ramadhan, maka terkumpul pada seorang mukmin puasa, qiyamullail, shodaqoh, dan berbicara baik karena orang yang sedang berpuasa dilarang melakukan perbuatan sia-sia dan kotor.
Kelima: Menggabungkan antara puasa dan sedekah lebih memberikan kekuatan yang lebih untuk menghapus dosa dan menjauhi api Neraka, terlebih bila ditambah sholat malam. Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu a�?alaihi wasallam mengabarkan bahwa puasa adalah perisai. Beliau juga mengabarkan bahwa shodaqoh itu dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air dapat memadamkan api.
Keenam: Orang yang berpuasa tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, maka shodaqoh dapat menutupi kekurangan dan kesalahan tersebut, oleh karena itu diwajibkan zakat fithr di akhir Ramadhan sebagai pensuci bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata yang kotor.
Faidah lainnya adalah yang disebutkan oleh Imam Asy Syafia��i, beliau berkata, a�?Aku suka bila seseorang meningkatkan kedermawanan di bulan Ramadhan karena mengikuti Rasulullah shallallahu a�?alaihi wasallam, juga karena kebutuhan manusia kepada perkara yang memperbaiki kemashlatan mereka, dan karena banyak manusia yang disibukkan dengan berpuasa dari mencari nafkaha�?.
Sumber: muslim.or.id

READ MORE
Da'wah

11 Amalan Sunnah Ketika Berbuka Puasa

 
Ketika berbuka puasa sebenarnya terdapat berbagai amalan yang membawa kebaikan dan keberkahan. Namun seringkali kita melalaikannya, lebih disibukkan dengan hal lainnya. Hal yang utama yang sering dilupakan adalah doa��a. Secara lebih lengkapnya, mari kita lihat tulisan berikut seputar sunnah-sunnah ketika berbuka puasa:
 
Pertama: Menyegerakan berbuka puasa.
Yang dimaksud menyegerakan berbuka puasa, bukan berarti kita berbuka sebelum waktunya. Namun yang dimaksud adalah ketika matahari telah tenggelam atau ditandai dengan dikumandangkannya adzan Maghrib, maka segeralah berbuka. Dan tidak perlu sampai selesai adzan atau selesai shalat Maghrib. Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
U�O�UZ USUZO?UZO�U�U? O�U�U�U�UZO�O?U? O?U?O�UZUSU�O�U? U�UZO� O?UZO�U�UZU�U?U?O� O�U�U�U?U?O�U�O�UZ
a�?Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.a�? (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098)
Dalam hadits yang lain disebutkan,
U�UZO� O?UZO?UZO�U�U? O?U?U�U�UZO?U?U� O?UZU�UZU� O?U?U�U�UZO?U?U� U�UZO� U�UZU�U� O?UZU�U�O?UZO?U?O�U� O?U?U?U?O�U�O�U?U�UZO� O�U�U�U?O�U?U?U�U�UZ
a�?Umatku akan senantiasa berada di atas sunnahku (ajaranku) selama tidak menunggu munculnya bintang untuk berbuka puasa.a�? (HR. Ibnu Hibban 8/277 dan Ibnu Khuzaimah 3/275, sanad shahih). Inilah yang ditiru oleh Rafidhah (Syia��ah), mereka meniru Yahudi dan Nashrani dalam berbuka puasa. Mereka baru berbuka ketika munculnya bintang. Semoga Allah melindungi kita dari kesesatan mereka. (Lihat Shifat Shoum Nabi, 63)
Nabi kita shallallahu a�?alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan shalat Maghrib dan bukanlah menunggu hingga shalat Maghrib selesai dikerjakan. Inilah contoh dan akhlaq dari suri tauladan kita shallallahu a�?alaihi wa sallam. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu a�?anhu berkata,
U?UZO�U�UZ O�UZO?U?U?U�U? O�U�U�U�UZU�U? -O�U�U� O�U�U�U� O?U�USU� U?O?U�U�- USU?U?U�O�U?O�U? O?UZU�UZU� O�U?O�UZO?UZO�O?U? U�UZO?U�U�UZ O?UZU�U� USU?O�UZU�U�U?U�UZ U?UZO?U?U�U� U�UZU�U� O?UZU?U?U�U� O�U?O�UZO?UZO�O?U? U?UZO?UZU�UZU� O?UZU�UZO�UZO�O?U? U?UZO?U?U�U� U�UZU�U� O?UZU?U?U�U� O�UZO?UZO� O�UZO?UZU?UZO�O?U? U�U?U�U� U�UZO�O?U?
a�?Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.a�? (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3/164, hasan shahih)
Kedua: Berbuka dengan rothb, tamr atau seteguk air.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Anas bin Malik di atas, bahwa Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam sangat menyukai berbuka dengan rothb (kurma basah) karena rothb amat enak dinikmati. Namun kita jarang menemukan rothb di negeri kita karena kurma yang sudah sampai ke negeri kita kebanyakan adalah kurma kering (tamr). Jika tidak ada rothb, barulah kita mencari tamr (kurma kering). Jika tidak ada kedua kurma tersebut, maka bisa beralih ke makanan yang manis-manis sebagai pengganti. Kata ulama Syafia��iyah, ketika puasa penglihatan kita biasa berkurang, kurma itulah sebagai pemulihnya dan makanan manis itu semakna dengannya (Kifayatul Akhyar, 289). Jika tidak ada lagi, maka berbukalah dengan seteguk air. Inilah yang diisyaratkan dalam hadits Anas di atas.
Ketiga: Sebelum makan berbuka, ucapkanlah a�?bismillaha�� agar tambah barokah.
Inilah yang dituntunkan dalam Islam agar makan kita menjadi barokah, artinya menuai kebaikan yang banyak.
Dari a�?Aisyah radhiyallahu a�?anha, Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
O?U?O�UZO� O?UZU?UZU�UZ O?UZO�UZO?U?U?U?U�U� U?UZU�U�USUZO�U�U?U?O�U? O�O?U�U�UZ O�U�U�U�UZU�U? O?UZO?UZO�U�UZU� U?UZO?U?U�U� U�UZO?U?U�UZ O?UZU�U� USUZO�U�U?U?O�UZ O�O?U�U�UZ O�U�U�U�UZU�U? O?UZO?UZO�U�UZU� U?U?U� O?UZU?U�UZU�U?U�U? U?UZU�U�USUZU�U?U�U� O?U?O?U�U�U? O�U�U�U�UZU�U? O?UZU?U�UZU�UZU�U? U?UZO?O�U?O�UZU�U?
a�?Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Taa��ala (yaitu membaca a�?bismillaha��). Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Taa��ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: a�?Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)a�?.a�? (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858, hasan shahih)
Dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa para sahabat Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam berkata,
USUZO� O�UZO?U?U?U�UZ O�U�U�U�UZU�U? O?U?U�U�UZO� U�UZO?U�U?U?U�U? U?UZU�O�UZ U�UZO?U�O?UZO?U?. U�UZO�U�UZ A� U?UZU�UZO?UZU�U�UZU?U?U�U� O?UZU?U�O?UZO�U?U�U?U?U�UZ A�. U�UZO�U�U?U?O� U�UZO?UZU�U�. U�UZO�U�UZ A� U?UZO�O�U�O?UZU�U?O?U?U?O� O?UZU�UZU� O�UZO?UZO�U�U?U?U?U�U� U?UZO�O�U�U?U?O�U?U?O� O�O?U�U�UZ O�U�U�U�UZU�U? O?UZU�UZUSU�U�U? USU?O?UZO�O�UZU?U� U�UZU?U?U�U� U?U?USU�U? A�
a�?Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?a�? Beliau bersabda: a�?Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.a�? Mereka menjawab, a�?Ya.a�? Beliau bersabda: a�?Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.a�? (HR. Abu Daud no. 3764, hasan). Hadits ini menunjukkan bahwa agar makan penuh keberkahan, maka ucapkanlah bismilah serta keberkahan bisa bertambah dengan makan berjamaa��ah (bersama-sama).
Keempat: Berdoa��a ketika berbuka a�?Dzahabazh zhoma-u a��a�?
Ibnu a�?Umar radhiyallahu a�?anhuma berkata,
U?UZO�U�UZ O�UZO?U?U?U�U? O�U�U�U�UZU�U? -O�U�U� O�U�U�U� O?U�USU� U?O?U�U�- O?U?O�UZO� O?UZU?U�O�UZO�UZ U�UZO�U�UZ A� O�UZU�UZO?UZ O�U�O?U�UZU�UZO?U? U?UZO�O?U�O?UZU�U�UZO?U? O�U�U�O?U?O�U?U?U�U? U?UZO�UZO?UZO?UZ O�U�O?UZO�U�O�U? O?U?U�U� O?UZO�O?UZ O�U�U�U�UZU�U? A�.
a�?Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam ketika telah berbuka mengucapkan: a�?Dzahabazh zhomaa��u wabtallatil a�?uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)a��.a�? (HR. Abu Daud no. 2357, hasan). Doa��a ini bukan berarti dibaca sebelum berbuka dan bukan berarti puasa itu baru batal ketika membaca doa��a di atas. Ketika ingin makan, tetap membaca a�?bismillaha�� sebagaimana dituntunkan dalam penjelasan sebelumnya. Ketika berbuka, mulailah dengan membaca a�?bismillaha��, lalu santaplah beberapa kurma, kemudian ucapkan doa��a di atas a�?dzahabazh zhoma-u a��a��. Karena doa��a di atas sebagaimana makna tekstual dari a�?O?U?O�UZO� O?UZU?U�O�UZO�UZ a�?, berarti ketika setelah berbuka.
Catatan: Adapun doa��a berbuka, a�?Allahumma laka shumtu wa a�?ala rizqika afthortu (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka)a�? Doa��a ini berasal dari hadits hadits dhoa��if (lemah).A� Begitu pula doa��a berbuka, a�?Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa a�?ala rizqika afthortua�? (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka), Mula a�?Ali Al Qori mengatakan, a�?Tambahan a�?wa bika aamantua�? adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna doa��a tersebut shahih. Sehingga cukup doa��a shahih yang kami sebutkan di atas (dzahabazh zhomau a��) yang hendaknya jadi pegangan dalam amalan.
Kelima: Berdoa��a secara umum ketika berbuka.
Ketika berbuka adalah waktu mustajabnya doa��a. Jadi janganlah seorang muslim melewatkannya. Manfaatkan moment tersebut untuk berdoa��a kepada Allah untuk urusan dunia dan akhirat. Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
O�UZU�O�UZO�UZO�U? U�O�UZ O?U?O�UZO?U�U? O?UZO?U�U?UZO?U?U�U?U�U? O�U�O?U?U�UZO�U�U? O�U�U�O?UZO�O?U?U�U? U?UZO�U�O�U�UZO�O�U?U�U? O�U?USU�UZ USU?U?U�O�U?O�U? U?UZO?UZO?U�U?UZO�U? O�U�U�U�UZO?U�U�U?U?U�U?
a�?Ada tiga orang yang doa��anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Doa��a orang yang terzholimi.a�? (HR. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16/396, shahih). Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya doa��a karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 194).
Keenam: Memberi makan berbuka.
Jika kita diberi kelebihan rizki oleh Allah, manfaatkan waktu Ramadhan untuk banyak-banyak berderma, di antaranya adalah dengan memberi makan berbuka karena pahalanya yang amat besar. Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
U�UZU�U� U?UZO�U�UZO�UZ O�UZO�O�U?U�U�O� U?UZO�U�UZ U�UZU�U? U�U?O�U�U�U? O?UZO�U�O�U?U�U? O?UZUSU�O�UZ O?UZU�U�UZU�U? U�O�UZ USUZU�U�U�U?O�U? U�U?U�U� O?UZO�U�O�U? O�U�O�U�UZO�O�U?U�U? O?UZUSU�O�U�O�
a�?Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.a�? (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, hasan shahih)
Ketujuh: Mendoakan orang yang beri makan berbuka.
Ketika ada yang memberi kebaikan kepada kita, maka balaslah semisal ketika diberi makan berbuka. Jika kita tidak mampu membalas kebaikannya dengan memberi yang semisal, maka doakanlah ia.A� Dari a�?Abdullah bin a�?Umar, Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
U?UZU�UZU�U� O�UZU�UZO?UZ O?U?U�UZUSU�U?U?U�U� U�UZO?U�O�U?U?U?U�O� U?UZU?UZO�U?U?O�U?U?U�U? U?UZO?U?U�U� U�UZU�U� O?UZO�U?O?U?U?O� U�UZO� O?U?U?UZO�U?U?O�U?U?U�UZU�U? U?UZO�O?U�O?U?U?O� U�UZU�U? O�UZO?U�UZU� O?UZO�UZU?U�O� O?UZU�U�UZU?U?U�U� U�UZO?U� U?UZO�U?UZO?U�O?U?U�U?U?U�U?
a�?Barangsiapa yang memberi kebaikan untukmu, maka balaslah. Jika engkau tidak dapati sesuatu untuk membalas kebaikannya, maka doa��akanlah ia sampai engkau yakin engkau telah membalas kebaikannya.a�? (HR. Abu Daud no. 1672 dan Ibnu Hibban 8/199, shahih)
Ketika Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan,
O�U�U�U�UZU�U?U�U�UZ O?UZO�U�O?U?U�U� U�UZU�U� O?UZO�U�O?UZU�UZU�U?U� U?UZO?UZO?U�U�U? U�UZU�U� O?UZO?U�U�UZO�U�U?U�
a�?Allahumma atha��im man atha��amanii wa asqi man asqooniia�? [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku]a�? (HR. Muslim no. 2055)
Kedelapan: Ketika berbuka puasa di rumah orang lain.
Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam ketika disuguhkan makanan oleh Saa��ad bin a�?Ubadah, beliau mengucapkan,
O?UZU?U�O�UZO�UZ O?U?U�U�O?UZU?U?U�U? O�U�O�U�UZO�O�U?U�U?U?U�UZ U?UZO?UZU?UZU�UZ O�UZO?UZO�U�UZU?U?U�U? O�U�O?UZO?U�O�UZO�O�U? U?UZO�UZU�U�UZO?U� O?UZU�UZUSU�U?U?U�U? O�U�U�U�UZU�O�UZO�U?U?UZO�U?
a�?Afthoro a�?indakumush shoo-imuuna wa akala thoa��amakumul abroor wa shollat a�?alaikumul malaa-ikah [Orang-orang yang berpuasa berbuka di tempat kalian, orang-orang yang baik menyantap makanan kalian dan malaikat pun mendoa��akan agar kalian mendapat rahmat].a�? (HR. Abu Daud no. 3854 dan Ibnu Majah no. 1747 dan Ahmad 3/118, shahih)
Kesembilan: Ketika menikmati susu saat berbuka.
Dari Ibnu a�?Abbas radhiyallahu a�?anhuma, Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
U�UZU�U� O?UZO�U�O?UZU�UZU�U? O�U�U�U�UZU�U? O�U�O�U�UZO?UZO�U�UZ U?UZU�U�USUZU�U?U�U? O�U�U�U�UZU�U?U�U�UZ O?UZO�O�U?U?U� U�UZU�UZO� U?U?USU�U? U?UZO?UZO�U�O?U?U�U�U�UZO� O�UZUSU�O�U�O� U�U?U�U�U�U?. U?UZU�UZU�U� O?UZU�UZO�U�U? O�U�U�U�UZU�U? U�UZO?UZU�U�O� U?UZU�U�USUZU�U?U�U? O�U�U�U�UZU�U?U�U�UZ O?UZO�O�U?U?U� U�UZU�UZO� U?U?USU�U? U?UZO?U?O?U�U�UZO� U�U?U�U�U�U?
a�?Barang siapa yang Allah beri makan hendaknya ia berdoa: a�?Allaahumma baarik lanaa fiihi wa atha��imnaa khoiron minhua�? (Ya Allah, berkahilah kami padanya dan berilah kami makan yang lebih baik darinya). Barang siapa yang Allah beri minum susu maka hendaknya ia berdoa: a�?Allaahumma baarik lanaa fiihi wa zidnaa minhua�? (Ya Allah, berkahilah kami padanya dan tambahkanlah darinya). Rasulullah shallallahu wa a�?alaihi wa sallam bersabda, a�?Tidak ada sesuatu yang bisa menggantikan makan dan minum selain susu.a�? (HR. Tirmidzi no. 3455, Abu Daud no. 3730, Ibnu Majah no. 3322, hasan)
Kesepuluh: Minum dengan tiga nafas dan membaca a�?bismillaha��.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu a�?anhu, ia berkata,
U?O�U� USO?O�O? U?US O�U�O�O�O� O?U�U?O�O? O?O�O� O?O?U�U� O�U�O?U�O�O? O?U�U� U?USU� O?U�U� O�U�U�U� O?O?O�U�U� U?O?O�O� O?O�O�U� O�U�O? O�U�U�U� O?O?O�U�U� USU?O?U� O�U�U? O�U�O�O� U�O�O�O?
a�?Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam biasa minum dengan tiga nafas. Jika wadah minuman didekati ke mulut beliau, beliau menyebut nama Allah Taa��ala. Jika selesai satu nafas, beliau bertahmid (memuji) Allah Taa��ala. Beliau lakukan seperti ini tiga kali.a�? (Shahih, As Silsilah Ash Shohihah no. 1277)
Kesebelas: Berdoa sesudah makan.
Di antara doa��a yang shahih yang dapat diamalkan dan memiliki keutamaan luar biasa adalah doa��a yang diajarkan dalam hadits berikut. Dari Mua��adz bin Anas, dari ayahnya ia berkata, Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
U�UZU�U� O?UZU?UZU�UZ O�UZO?UZO�U�U�O� U?UZU�UZO�U�UZ O�U�U�O�UZU�U�O?U? U�U?U�U�UZU�U? O�U�U�UZO�U?U� O?UZO�U�O?UZU�UZU�U?U� U�UZO�UZO� U?UZO�UZO?UZU�UZU�U?USU�U? U�U?U�U� O?UZUSU�O�U? O�UZU?U�U�U? U�U?U�U�U?U� U?UZU�O�UZ U�U?U?U�UZO�U?. O?U?U?U?O�UZ U�UZU�U? U�UZO� O?UZU�UZO?U�UZU�UZ U�U?U�U� O�UZU�U�O?U?U�U?
a�?Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: a�?Alhamdulillaahilladzii atha��amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatina�? (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu.a�? (HR. Tirmidzi no. 3458, hasan)
Namun jika mencukupkan dengan ucapan a�?alhamdulillaha�? setelah makan juga dibolehkan berdasarkan hadits Anas bin Malik, Nabi shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
O?U?U�U�UZ O�U�U�U�UZU�UZ U�UZUSUZO�U�O�UZU� O?UZU�U? O�U�U�O?UZO?U�O?U? O?UZU�U� USUZO?U�U?U?U�UZ O�U�O?UZU?U�U�UZO�UZ U?UZUSUZO�U�U�UZO?UZU�U? O?UZU�UZUSU�U�UZO� O?UZU?U� USUZO?U�O�UZO?UZ O�U�O?U�UZO�U�O?UZO�UZ U?UZUSUZO�U�U�UZO?UZU�U? O?UZU�UZUSU�U�UZO�
a�?Sesungguhnya Allah Taa��ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minuma�? (HR. Muslim no. 2734) An Nawawi rahimahullah mengatakan, a�?Jika seseorang mencukupkan dengan bacaan a�?alhamdulillaha�? saja, maka itu sudah dikatakan menjalankan sunnah.a�? (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17: 51)
 
Demikian beberapa amalan ketika berbuka puasa. semoga yang sederhana ini bisa kita amalkan. Dan semoga bulan Ramadhan kita penuh dengan kebaikan dan keberkahan. Aminnn
Sumber: rumaysho

READ MORE
Da'wah

Pahala Amalan Berlipat Ganda di bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan sungguh adalah bulan penuh dengan limpahan pahala. Bahkan pahala setiap amalan akan dilipatgandakan di bulan Ramadhan. Berikut penjelasannya.
Allah Taa��ala berfirman,
O?UZU�U�O�U? O�UZU�UZO�UZO�U�UZ O�U�U�UZO�U?US O?U?U�U�O?U?U�UZ U?U?USU�U? O�U�U�U�U?O�U�O?UZU�U? U�U?O?U�U� U�U?U�U�U�UZO�O?U? U?UZO?UZUSU�U?U�UZO�O?U? U�U?U�UZ O�U�U�U�U?O?UZU� U?UZO�U�U�U?U?O�U�U�UZO�U�U? U?UZU�UZU�U� O?UZU�U?O?UZ U�U?U�U�U?U?U�U? O�U�O?U�UZU�U�O�UZ U?UZU�U�USUZO�U?U�U�U�U?
a�?(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.a�? (QS. Al Baqarah: 185)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam bersabda,
U?U?U�U�U? O?UZU�UZU�U? O�O?U�U�U? O?O?UZU�UZ USU?O�UZO�O?UZU?U? O�U�U�O�UZO?UZU�UZO�U? O?UZO?U�O�U? O?UZU�U�O�UZO�U�U?U�UZO� O?U?U�UZU� O?UZO?U�O?U?U�U?O�O�UZO�U? O�U?O?U�U?U? U�UZO�U�UZ O�U�U�U�UZU�U? O?UZO?U�UZ U?UZO�UZU�U�UZ O?U?U�O�U�UZ O�U�O�U�UZU?U�U�UZ U?UZO?U?U�U�UZU�U? U�U?U� U?UZO?UZU�UZO� O?UZO�U�O?U?U� O?U?U�U? USUZO?UZO?U? O?UZU�U�U?UZO?UZU�U? U?UZO�UZO?UZO�U�UZU�U? U�U?U�U� O?UZO�U�U�U?U� U�U?U�O�U�UZO�O�U?U�U? U?UZO�U�O�UZO?UZO�U�U? U?UZO�U�O�UZO�U? O?U?U�U�O?UZ U?U?O�U�O�U?U�U? U?UZU?UZO�U�O�UZO�U? O?U?U�U�O?UZ U�U?U�UZO�O?U? O�UZO?U�U?U�U?. U?UZU�UZO�U?U�U?U?U?U? U?U?USU�U? O?UZO�U�USUZO?U? O?U?U�U�O?UZ O�U�U�U�UZU�U? U�U?U�U� O�U?USO�U? O�U�U�U�U?O?U�U?U?
a�?Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Taa��ala berfirman (yang artinya), a�?Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.a�? (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, a�?Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.a�? (Lathaif Al-Maa��arif, hlm. 271)
a�?Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.a�? Kemudian Rasulullah menjelaskan: a�?Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna.A� Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.a�? (HR. Muslim no.1955)
Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al Aa��raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.
Subhanallaha��
Ayo kita manfaatkan bulan Ramadhan ini sebagai ladang mencari pahala yang besar.A�Semoga kita dimudahkan meraih limpahan pahala di Bulan Ramadhan ini
 
Sumber :A� rumaysho.com

READ MORE
Da'wah

Hari KIAMAT di dalam Al-Qura��an

Photo:A�xinature.com
 
Setelah peniupan sangkakala maka terjadilah peristiwa-pristiwa mengerikan yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa-pristiwaA� tersebut telah disebutkan di dalam al-Qura��an dengan berulang dan sangat detail. Seorang muslim yang berupaya membaca al-Qura��an dan mentadabburinya ayat-ayatnya pasti akan mendapatinya secara jelas dan gamblang.
 
Di dalam al-Qura��an, di samping menyebutkan berbagai peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat, Allah juga menyebutkan hari kiamat dengan nama-nama yang berbeda. Nama-nama tersebut bukanlah nama-nama kosong, tidak bermakna, akan tetapi setiap nama yang Allah sebutkan pastilah mengandung maknaA� yang merupakan sifat dari hari kiamat itu sendiri. Dengan itu lengkaplah sudah gambaran mengenai hari kiamat yang terdapat di dalam al-Qura��an.
Tujuan dari penggambaran yang begitu mendetail tersebut tidak lain agar manusia tersadar dari kelalaiannya lalu membenahi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat tersebut. Yaitu dengan berbekal ketaqwaan dana mal shalih, Karena harta, kedudukan, dan jabatan seseorang pada hari itu tidak berguna lagi di sisi Allah.

Nama-Nama Hari Kiamat

A�A�A�A� Sungguh banyak nama-nama hari kiamat yang disebutkan oleh Allah di dalam al-Qura��an. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Yaumud Din (Hari Pembalasan): setiap amalan manusia yang dilakukan di dunia, pada hari itu akan dibalas dengan balasan yang seadil-adilnya.
  2. Al-Yaumul Akhir (hari yang terakhir): hari terakhir yang tidak ada lagi kehidupan dunia setelahnya.
  3. Yaumul Qiyamah (hari penegakan): yaitu hari dibangkitkannya manusia dari kuburnya untuk ditegakkan kepada mereka balasan bagi amal perbuatan mereka.
  4. As-Saa��ah (Waktu): Karena kedatangannya secara tiba-tiba pada waktu yang telah ditentukan
  5. Yaumul Hasrah (hari penyesalan): yaitu orang-orang yang selama di dunia telah mempergunakan waktunya untuk berbuat kejelekan, mereka akan menyesal karena tidak memanfaatkannya untuk beramal shalih.
  6. Yaumul Maua��ud (hari yang telah dijanjikan)
  7. Yaumul Baa��ts (hari berbangkit): hari dibangkitkannya seluruh manusia dari kubur-kubur mereka.
  8. Yaumul Fashli (hari keputusan): akan diputuskan mengenai hak-hak Allah terhadap hamba-Nya berupa balasan yang dijanjikan dan hak-hak antar sesama manusia.
  9. Yaumut Talaq (hari pertemuan): karena hari itu penduduk bumi dan penduduk langit akan saling bertemu, demikian pula Allah akan bertemu dengan hamba-hamba-Nya, serta orang yang zhalim akan bertemu kembali dengan orang yang dizhalimi untuk ditegakkan keadilan di antara mereka.
  10. Yaumul Jama��i (hari berkumpul): hari dikumpulkannya manusia di padang mahsyar.
  11. Yaumul waa��id (hari terlaksananya ancaman): hari yang diancamkan kepada orang-orang kafir akan datangnnya ahzab yang pedih kepada mereka pada hari itu.
  12. Al Waqia��ah (kejadian): yaitu kejadian yang pasti akan terjadi.
  13. Yaumut Taghabun (hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan): hari di mana nampaklah hakikat bagi para penduduk neraka bahwa mereka telah berbuat salah dan tertipu dengan indahnya kehidupan dunia sedangkan penduduk surga merekalah yang mendapatkan keberuntungan pada hari tersebut.
  14. Al-Haqqah (yang nyata terjadi): hari dimana janji Allah bagi hamba-hamba-Nya yang shalih akan menjadi nyata , serta terwujudnya ancaman-Nya bagi orang-orang yang menyelisihi perintah-Nya.
  15. Al-Qariah (yang merisaukan): hari yang merisaukan, karena berbagai peristiwa yang mengrikan padanya.
  16. At-Thammatul kubra (malapetaka besar): dinamakan dengannya karena tidak pernah ada malapetaka yang lebih besar darinya.
  17. As-Shakhkhah (yang memekakan): Ibnu Jarir mengatakan bahwa bisa jadi ini adalah sebutan bagi tiupan sangkakala.
  18. Al-Ghasyiyah (yang meliputi): yaitu hari yang meliputi umat manusia secara keseluruhan, dari manusia pertama sampai yang terakhir tidak akan luput darinya.

Itulah Di antara nama-nama hari kiamat yang ada di dalam al-Qura��an. Semoga dengan meresapi maknanya akan dikaruniakan kepada kita tambahan keimanan yang berbuah amal shalih sebagai bekal untuk hari tersebut. Wallahu aa��lam bish shawwab.

READ MORE
Da'wah

Jangan Biarkan Amalan Berlalu Sia-Sia

Photo:A�luxfon.com
 
Salah satu tujuan utama dalam beramal adalah mendapat pahala dari Allah taa��alla, lantas bagaimana jika amalan yang sangat diharapkan sebagai tabungan diakherat ternyata a�?koponga�� alias sia-sia dan tak tertulis sabagai amalan?
Bagaimana mungkin amalan akan diterima tatkala kita tidak mengetahui cara agar amalan bisa diterima dan mendapat ridho dari Allah? Apalagi jika barometer kesuksesan dalam beramal tatkala mendapat pujian belaka. Tak dapat diragukan lagi walaupun lisan ini mengatakan a�?Aku ikhlasa�� namun ikhlas tak semudah hanya ucapan saja dan malahan perlu dicek lagi arti keikhlasannya. Baiklah marilah kita berusaha mengetahui kaidah-kaidah dalam beramal agar amalan kita tidak sia-sia. Dan ingatlah tak ada satu detik waktupun menjadi sia-sia dan berakhir penyesalan jika segera diikuti dengan taubat dan membenahi cara beramal dengan benar.
Amalan tidak lepas dari 2 hal yaitu ikhlas dan ittibaa��.

1.A�Ikhlas adalah niat dalam beramal, dan ikhlas merupakan ruh bagi amalan. Dalilnya,A�a�?Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niat dan sesungguhnya setiap orang itu mendapatkan balasan sesuai dengan yang diniatkannya.a�? (Muttafaquna��alaihi)

2. Yang kedua adalah ittibaa��. Iittibaa�� adalah amalan hendaknya dilakukan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu a�?alaihi wa sallam. Dan ittibaa�� ini laksana jiwa bagi amalan. Allah taa��ala berfirman,A�a�?Kataknlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.a�? (QS. Ali Imran:31)

Kedua syarat tersebut jangan sampai tercecer, karena jika salah satu syarat hilang maka ia tidak benar (bukan amal shalih) dan tidak akan diterima di sisi Allah, diantara dalil yang memperkuat pernyataan tersebut,
a�?a��Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya.a�? (QS. AL Kahfi: 110)
Tidak Ikhlas Namun Ittibaa��
Misalnya, melakukan shalat sesuai dengan rukun-rukun shalat yang telah dicontohkan Rasulullah, namun ditengah perjalanan shalat tersebut, ada orang yang melihat dan hati timbul rasa ingin memperbagus gerakan, memperlama waktu shalat, dll. Nah inilah perlu dipertanyakan keikhlasan shalatnya. Apakah shalat hanya mengharap wajah Allah ataukah disertai pula mengharap pujian orang lain?
Ikhlas Namun Tidak Ittibaa��
Misalnya, mencari berkah dikuburan, mengkhususkan membaca surat yasin selama 7 hari setelah kematian. Mungkin mereka ikhlas melakukannya, namun sayangnya tidak ada contoh dari Rasulullah dan perbuatan tersebut bisa dikatakan bida��ah.
Hendaknya dalam beramal selain mengetahui syarat-syarat beramal juga mengetahui bagaimana caranya agar dapat mewujudkan syarat-syarat tersebut dengan mudah.
Untuk mewujudkan keikhlasan dalam beramal ada beberapa cara :

  1. Doa��a. Berdoa��alah agar setiap amalan ikhlas karena Allah. Sebagai manusia tak lepas dari riyaa��, pamer dan suka dipuji. Khalifah besar seperti Umar Ibnul Khattab radhiyallahua��anhum yang merupakan shahabat Rasul dan sudah dijanjikan surga kepadanyaA� pun masih saja berdoa agar ikhlas dalam beramal. a�?Ya Allah jadikanlah amalku shalih semuanya dan jadikanlah ia ikhlas karena-Mu dan janganlah Engkau jadikan untuk seseorang dari amal itu sedikitpun.a�?
  2. Menyembunyikan amal. Sembunyikan amal seperti menyembunyikan keburukan, seperti perkataan Bisyr Ibnul Harits berkata, a�?Jangan kau beramal supaya dikenang. Sembunyikanlah kebaikanmu seperti kamu menyembunyikan kejelekanmu.a�?
  3. Memperhatikan amalan mereka yang lebih baik. Bacalah biografi-biografi dari para shahabat, tabia��in serta orang-orang terdahulu, sebagai suri teladan dalam beramal. Karena hidup di jaman sekarang ini terkadang dari penampakan terlihat bagus dan banyak yang meneladani, namun ternyata amalan-amalan bida��ah yang dilakukannya. Naa��udzubillahi min dzalik
  4. Memandang remeh apa yang telah diamalkan. Terkadang manusia terjebak dengan godaan setan, yaitu melakukan sedikit amal dan merasa kagum dengan sedikit amal tersebut. Dan akibatnya bisa fatal, karena bisa jadi satu amal kebaikan bisa memasukkan manusia ke neraka. Seperti perkataan Saa��d bin Jubair, a�?Ada seseorang yang masuk surga karena sebuah kemaksiatan yang dilakukannya dan ada yang masuk neraka karena sebuah kebaikan yang dilakukannya. Seseorang yang melakukan maksiat setelah itu ia takut dan cemas terhadap siksa Allah karena dosanya, kemudian menghadap Allah dan Allah mengampuninya karena rasa takutnya kepada-Nya dan seseorang berbuat suatu kebaikan lalu ia senantiasa mengaguminya kemudian ia pun menghadap Allah dengan sikapnya itu maka Allah pun mencampakkannya ke dalam neraka.
  5. Khawatir kalau-kalau amalnya tidak diterima. Poin ini berkaitan dengan poin sebelumnya, bahwa lebih baik menganggap remeh amal yang telah diperbuat agar dapat menjaga hati ini dari rasa kagum terhadap amal yang telah diperbuat.
  6. Tidak terpengaruh dengan ucapan orang. Orang yang mendapat taufik adalah orang yang tidak terpengaruh dengan pujian orang. Ibnul Jauzy (Shaidul Khaathir) berkata, a�?Bersikap acuh terhadap orang lain serta menghapus pengaruh dari hati mereka dengan tetap beramal shaleh disertai niat yang ikhlas dengan berusaha untuk menutup-nutupinya adalah sebab utama yang mengangkat kedudukan orang-orang yang mulia.a�?
  7. Senantiasa ingat bahwa surga dan neraka bukan milik manusia. Manusia tidak dapat memberikan manfaat maupun menimpakan bencana kepada manusia, begitu pula manusia bukanlah pemilik surga maupun neraka. Manusia tidak bisa memasukkan manusia lain ke surga dan mengeluarkan manusia lain keluar dari neraka,lantas untuk apalagi beramal demi manusia, agar dipuji atasan, agar disanjung mertua, atau agar datang simpati dari manusia lain?
  8. Ingatlah bahwa Anda akan berada dalam kubur sendirian. Jiwa akan menjadi lebih baik tatkala ingat tempat ia kembali. Bahwa ia akan beralaskan tanah dikuburnya sendiri, tak ada yang menemani, ingat bahwa manusia tidak dapat meringankan siksa kuburnya, seluruh urusannya berada ditangan Allah. Ketika itulah ia yakin bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkannya kecuali dengan mengikhlaskan seluruh amalnya hanya kepada Allah Yang Maha Pencipta semata.

Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah untuk mengamalkan ilmu dengan disertai keikhlasan dalam mengamalkannya tersebut. Ingatlah bahwa hanya Allah yang dapat membolak-balikkan hati hamba-Nya.

Sumber: muslimah.or.id

READ MORE
Da'wah

"Kebaikan Adalah Tanda Iman. Dan Siapapun Yang Tidak Baik Tidak Beriman"

a�?Kebaikan adalah tanda dari keimanan dan siapapun yang tidak baik maka tidak punya iman.a�?A�(HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Taa��ala berfirman,

U�UZU�U� USUZU�U�O?U?O�U?U?U�UZ O?U?U�U�UZO� O?UZU�U� O?UZO?U�O?U?USUZU�U?U�U? O�U�U�U�UZU�UZO�O�U?U?UZO�U? O?UZU?U� USUZO?U�O?U?USUZ O�UZO?U�U?U?UZ O?UZU?U� USUZO?U�O?U?USUZ O?UZO?U�O�U? O?USUZO�O?U? O�UZO?U�U?U?UZ U� USUZU?U�U�UZ USUZO?U�O?U?US O?UZO?U�O�U? O?USUZO�O?U? O�UZO?U�U?U?UZ U�UZO� USUZU�U�U?UZO?U? U�UZU?U�O?U�O� O?U?USU�UZO�U�U?U�UZO� U�UZU�U� O?UZU?U?U�U� O?U�UZU�UZO?U� U�U?U�U� U�UZO?U�U�U? O?UZU?U� U?UZO?UZO?UZO?U� U?U?US O?U?USU�UZO�U�U?U�UZO� O�UZUSU�O�U�O� U� U�U?U�U? O�U�U�O?UZO?U?O�U?U?O� O?U?U�U�UZO� U�U?U�U�O?UZO?U?O�U?U?U�UZ

Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: “Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)”. (QS: Al-An-am : 158)
a�?Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.a�? (QS: Al-Kahfi : 107)
Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki sifat yang baik sehingga predikat orang yang beriman dapat kita raih. Wallahu aa��lam bish shawab.

READ MORE
Da'wah

Dan Anda Tidak Akan Mendapatkan Tempat Perlindungan Selain Dari pada-Nya

a�?Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu a�?anhu berkata: a�?Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu a�?alaihi wasallam bersabda: a�?Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaa��at kepada orang yang membacanyaa�? (HR. Muslim).
a�?Abdullah bin Abbas radhiyallahu a�?anhu berkata: a�?Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirata�?, kemudian beliau membaca ayat:
{U?UZU�UZU�UZ O�O?UZU�O?UZO?UZ U�U?O?UZO�USUZ U?UZU�O�UZ USUZO�U?U�U?U� U?UZU�O�UZ USUZO?U�U�UZU�}
a�?Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celakaa�?. (QS. Thaha: 123) (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah).

READ MORE
Chat bersama kami