da beberapa kesalahan ketika bersedekah yang bisa menjadikan amalan kita sia-sia. Apa saja kesalahan tersebut?
1.A�A� A�Bersedekah tidak ikhlas, atas riyaa�� dan suma��ah
Imam Nawawi rahimahullah menuturkan, a�?Amalan seseorang yang berbuat riyaa�� (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosaa�? (Syarh Shahih Muslim, 18: 115).
2.A�A� A�Bersedekah hanya untuk mendapatkan ganti di dunia
Qotadah mengatakan, a�?Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan sholehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai balasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlas dalam beribadah (yang hanya ingin mengharapkan wajah Allah), dia akan mendapatkan balasan di dunia juga dia akan mendapatkan balasan di akhirat.a�? (Lihat Tafsir Al Qura��an Al a�?Azhim, tafsir surat Hud ayat 15-16)
3.A�A� A�Mengungkit-ungkit sedekah dan menyakiti penerimanya
Allah I berfirman,
a�?Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)a�? (QS. Al Baqarah: 264).
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, a�?Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa sedekah menjadi sia-sia hanya karena si pemberi mengungkit-ungkit sedekah yang telah ia beri dan ia menyakiti yang menerima. Seseorang tidak mendapatkan pahala sedekah akibat melakukan dua kesalahan tersebut.a�?
4.A�A� A�Tidak merahasiakan sedekah
Syaikh As Saa��di rahimahullah ketika menafsirkan QS. Al Baqarah: 271 berkata, a�?Jika sedekah tersebut ditampakkan dengan tetap niatan untuk meraih wajah Allah, maka itu baik. Dan seperti itu sudah mencapai maksud bersedekah. Namun jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi, maka itu lebih baik. Jadi ayat ini menunjukkan bahwa sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi lebih utama daripada dilakukan secara terang-terangan. Namun jika tidak sampai bersedekah karena ia maksud sembunyikan, maka tetap menyampaikan sedekah tadi secara terang-terangan itu lebih baik. Jadi semuanya dilakukan dengan kembali melihat maslahat.a�?
5.A�A� A�Tidak bersedekah saat badan sehat dan merasa sayang terhadap harta
Dari Abu Hurairah t, ia berkata bahwa ada seseorang yang menemui Nabi r, lalu ia berkata,
a�?Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?a�? Beliau menjawab, a�?Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, a�?Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.a�? (Muttafaqun a�?alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032).
6.A�A� A�Bersedekah tanpa kerelaan hati
Niat adalah tiang amal. Di antara sebab tidak diterimanya suatu amalan adalah karena mengeluarkan harta tersebut dengan berat hati. Inilah yang terdapat pada orang munafik.
Allah I telah mengabarkan bahwa Dia tidak akan menerima kecuali dari yang thoyyib (yang halal) dan dilakukan dengan kerelaan hati si pemberi. Oleh karenanya, Allah U tidak menerima sedekah dan tidak menerima amalan dari orang yang melakukan seperti itu. Allah hanyalah menerima amalan dari orang yang bertakwa, yang melakukannya dengan kerelaan hati.
7.A�A� A�Bakhil (kikir) terhadap diri sendiri
Apa yang disedekahkan oleh manusia hakekatnya adalah simpanan untuk mereka. Mereka akan mendapatkan harta itu lagi ketika mereka butuh. Jika seseorang bakhil (kikir), sejatinya mereka kikir terhadap diri mereka sendiri. Senyatanya mereka mengurangi simpanan mereka sendiri. Mereka menghalangi diri sendiri dengan menikmati harta tersebut.
8.A�A� A�Bersedekah dengan harta haram
Dari Abu Hurairah t, Nabi r bersabda, a�?Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik).a�? (HR. Muslim no. 1015).
9.A�A� A�Tidak memanfaatkan kondisi, waktu dan tempat yang utama untuk bersedekah
Ada beberapa waktu, kondisi atau tempat di mana sedekah bisa berlipat ganda, seharusnya setiap orang perhatian dengannya:
a.A�A� A�Saat masa krisis, bencana dan kebutuhan hidup melilit.
Allah I berfirman,
a�?Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan.a�? (QS. Al Balad: 11-14). Memberi makan pada hari a�?dzi masghobaha�?, maksudnya adalah pada masa kelaparan, ketika makanan menjadi langka, di masa semua kebutuhan terfokus pada makanan. Lihat Tafsri Ath Thobari, 15: 255.
b.A�A� A�Saat peristiwa yang menakutkan seperti saat terjadi gerhana matahari atau saat peperangan.
Dari a�?Aisyah y, Nabi r bersabda,
a�?Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdoa��alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.a�? (HR. Bukhari no. 1044 dan Muslim no. 901)
c.A�A� A�Sepuluh hari pertama Dzulhijjah
Dari Ibnu a�?Abbast, Rasulullah r bersabda,
a�?Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).a�? Para sahabat bertanya: a�?Tidak pula jihad di jalan Allah?a�? Nabi r menjawab: a�?Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.a�? (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu a�?Abbas t. Syaikh Al Albani rahimahumullah mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syua��aib Al Arnauth rahimahumullah mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim).
Sedekah termasuk amalan yang baik yang dilakukan di awal Dzulhijjah.
d.A�A� A�Bulan Ramadhan
Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah pernah mengatakan, a�?Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berdzikir a�?subhanallaha�?) lebih afdhol dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.a�? (Lihat Lathoif Al Maa��arif, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1428 H, hal. 270.)
10.A�A� A�Tidak bersedekah saat kekurangan
Dalam hadits disebutkan. Dari Abu Hurairah t, Nabi r bersabda, a�?Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirhama�?. Lalu ada yang bertanya, a�?Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?a�? Beliau r jelaskan, a�?Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.a�? (HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad rahimahumullahA� 2: 379. Syaikh Al Albani rahimahumullah mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Nyatalah di sini, sedekah dari orang miskin yang penuh kekurangan lebih utama dari sedekah orang kaya yang hartanya melimpah.
(Sumber : Rumaysho.com)